"Kalau ditanya seberapa penting, buruh juga mau mobil dan rumah," ujar Said kepada detikFinance, Rabu (7/05/2014).
Ia menegaskan permintaan tambahan item KHL dari 60 menjadi 84 dinilai wajar. Alasannya karena kebutuhan para buruh dari tahun ke tahun semakin meningkat berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh pihak independen dan pemerintah.
"Survei yang dilakukan tim independensi Akatiga Bandung (Pusat Analisis Sosial) menyebut KHL buruh seharusnya 122 item. Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut Survei Biaya Hidup (SBH) pekerja berkeluarga adalah 256 item," imbuhnya.
Terkait permintaan TV LED 19 inci dan uang tambahan nonton bioskop 2 kali setahun juga dinilai perlu bagi para buruh. Buruh menilai keberadaan TV sangat penting terutama sebagai sarana informasi dan komunikasi, sedangkan bioskop sebagai sarana hiburan.
"84 item baru yang kita ajukan sudah rasional. Kita minta TV penting sebagai komunikasi dan informasi para buruh. Bioskop sebagai sarana hiburan tetapi ini kan bioskop rakyat bukan bioskop 21," katanya.
Menanggapi hal itu, Kepala Hubungan Masyarakat Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Suhartono mengatakan penetapan KHL tidak bisa dilakukan secara sepihak. KHL ditetapkan melalui proses yang cukup panjang dengan melibatkan pekerja, pengusaha, dan pemerintah. Next
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
