Di ASEAN, RI Nomor 2 Paling Diminati Investor Asing

Jakarta -United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) merilis hasil survei yang berjudul World Investment Report 2014. Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) itu menyebutkan aliran investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) di kawasan ASEAN terus meningkat.

Tercatat dalam rentang 2009-2012, FDI yang masuk ke ASEAN meningkat signifikan dari US $47 miliar menjadi US $118 miliar. Tahun lalu, FDI ke ASEAN naik lagi menjadi US$ 125 miliar.


Dari catatan tersebut, di regional ASEAN, Indonesia menempati urutan kedua. Hanya kalah dari Singapura. Indonesia mengalahkan Thailand, Malaysia, dan Vietnam.


Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Djisman S Simanjuntak menerangkan, prestasi ini bisa diperoleh Indonesia seiring dengan semakin terbukanya berbagai peluang investasi. "Indonesia mampu mendatangkan big inflow dalam 3 tahun terakhir," ujarnya di Menara Thamrin, Jakarta, Selasa (24/6/2014) malam.


Dalam kurun waktu 2011-2013, Indonesia mencatatkan penerimaan FDI rata-rata sekitar US$ 19 miliar per tahun. Wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang besar menjadi daya tarik utama tingginya minat investor asing untuk masuk ke Indonesia.


Dalam catatan UNCTAD, Indonesia juga diuntungkan oleh kondisi politik yang cederung stabil. Banyak proyek yang berkaitan dengan FDI terhambat oleh kondisi politik yang tidak stabil, seperti yang terjadi di Myanmar, Vietnam, dan Thailand.


Namun demikian, Indonesia masih perlu bekerja keras memperbaiki iklim investasinya. Walau hanya berselisih 1 peringkat dengan Singapura, Negeri Singa menikmati FDI yang jauh lebih besar. Tahun lalu saja, FDI yang masuk ke Singapura mencapai US$ 64 miliar.


Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi berpendapat, masih lemahnya kemampuan Indonesia dalam menggalang minat investor terutama karena banyaknya hambatan. "Banyak yang harus diperbaiki. Ketenagakerjaan, infrastruktur, birokrasi kita juga masih perlu dibenahi. Kalau pekerjaan rumah itu tidak diselesaikan, kita tidak bisa bersaing," tegas dia.


(hds/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!