RI Masih Kalah Jauh dari Singapura Soal Investasi, Kenapa?

Jakarta -United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) mencatat, dalam 3 tahun Indonesia menerima aliran investasi asing langsung atau FDI rata-rata US$ 19 miliar per tahun. Meski menjadi nomor 2 di ASEAN, tetapi masih jauh dibandingkan si pemuncak Singapura yang mampu menggaet FDI mencapai US$ 64 miliar pada 2013 saja.

Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Djisman S Simanjuntak berpendapat, kondisi tersebut dikarenakan iklim Investasi Indonesia masih kurang ramah terhadap investor, meskipun memiliki prospek yang sangat menggiurkan.


"FDI ke negara Asia pada 2013 cukup besar, tapi flow ke indonesia relatif kecil. Paling banyak ke Tiongkok dan Singapura," kata Djisman di Menara Thamrin, Jakarta, Selasa (24/6/2014) malam.


Menurut Djisman, ekonomi Indonesia masih terpusat di pulau Jawa. Semakin terbatasnya kapasitas Jawa menampung investasi baru menyebabkan Indonesia sulit mencapai pertumbuhan investasi dengan lebih agresif.


"Dalam hal ruang investasi, FDI 2013 Indonesia masih terpusat di Jawa. Sulit melihat pertumbuhan investasi baru," tuturnya.


Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, ada alasan kuat mengapa iklim investasi di Indonesia masih kurang bisa menarik minat investor. Padahal Indonesia menawarkan potensi pertumbuhan yang masih sangat besar.


Alasan pertama adalah isu ketenagakerjaan dan pengangguran. "Kita masih punya masalah pengangguran, jarak antara yang kaya dengan yang miskin. Banyak sumber daya manusia yang unskilled (tidak memiliki keterampilan). Yang paling penting dari laporan itu, kita menghadapi masalah ledakan penduduk," paparnya.Next


(hds/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!