Ahli Geologi: Tidak Ada Jalan Lain, Presiden Baru Harus Naikkan Harga BBM

Jakarta -Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sudah Rp 246 triliun menjadi persoalan berat bagi presiden selanjutnya. Pemerintah baru tidak ada jalan lain selain menaikkan harga BBM subsidi.

"Saya lihat dengan kondisi yang ada, tidak ada jalan lain bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM," ujar Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Rovicky Dwi Putrohari ditemui di kawasan Pancoran, Jakarta, Selasa (1/7/2014).


Menurutnya, kondisi defisit pasokan BBM yang saat ini harus ditutupi pemerintah dengan cara impor BBM dan minyak mentah semakin hari semakin besar.


"Apalagi prediksi kami, di 2016-2017 Indonesia akan menjadi net importir energi. Tidak hanya impor minyak dan BBM, tapi juga impor gas bumi. Memang sekarang ini produksi gas kita banyak, tapi kebutuhan kita makin tinggi, ekonomi kita makin besar, penduduk kita makin banyak dan jumlah produksi sekarang ini tidak akan cukup pada 2016-2017 nanti," ungkapnya.


Karena itu, kenaikan harga BBM subsidi perlu dilakukan. tujuannya untuk mengurangi konsumsi berlebih karena harga BBM subsidi yang telalu murah. Dana penghematannya, bisa untuk pembangunan infrastruktur yang memiliki multiplier effect yang besar.


"Tapi kenaikan harganya harus diperhitungkan sesuai kemampuan masyarakat Indonesia, berapa naiknya ini merupakan keputusan politik, presiden selanjutnya lah yang bisa menjawab itu," tutup Roviky.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!