Menko Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan, masalah renegosiasi kontrak tambang yang dihadapi Newmont juga tidak seberat Freeport.
Masalah Freeport lebih berat karena kontraknya akan segera habis pada tahun 2021. Sementara Newmont masih sampai pada 2031.
"Freeport saja masih tenang-tenang," kata pria yang akrab disapa CT ini, di kantornya, Jakarta, Rabu (2/7/2014)
Namun yang menjadi agak terganggu adalah ketika Newmont harus membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter). Karena dalam pembangunan smelter, Newmont akan kerjasama dengan Freeport.
"Jadi Newmont relatif nggak ada masalah dibanding Freeport, karena kontrak jangka panjang, Tapi problemnya Newmont tidak bangun smelter sendiri. Bangunnya kerjasama Freeport. Begitu Freeport tidak jadi, tidak jadi smelternya. Sesederhana itu saja," terang CT.
Newmont tak membangun smelter sendiri karena kapasitas produksinya kecil. Tidak sesuai dengan nilai keekonomian investasi pembangunan smelter.Next
(mkl/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
