Dahlan beralasan, Hutama Karya telah ditunjuk pemerintah untuk menggarap Tol Trans Sumatera. "Nggak mau PNM, itu kan proyek bisnis. Kalau ini kan konsekuensi logis," kata Dahlan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (7/2/2014).
Bahkan Dahlan sempat kesal karena beberapa kali BUMN konstruksu tersebut merengek-rengek meminta suntikan PMN.
"Ini yang buat saya marah karena berkali-kali. Jangan HK berpikiran sebagai kontraktor. Dari kontraktor harus jadi investor kemudian menjadi entrepreneur. Pengusaha gitu jadi jangan minta-minta," tegasnya.
Kebiasaan meminta bantuan tersebut tidak bisa ditolerir meskipun proyek tol Trans Sumatera tidak feasible atau tak layak secara ekonomi. Ia pun meminta direksi Hutama Karya untuk melepas kebiasaan sebagai perusahaan kontraktor.
"Nah sekarang HK harus bertransformasi dari perusahaan kontraktor menjadi perusahaan investasi yang di dalamnya ada unsur kontraktornya," terangnya.
Hutama Karya membidik 4 ruas dari puluhan ruas tol trans Sumatera yang ditawarkan. Ruas yang dibidik adalah Medan-Binjai sepanjang 16,8 km, ruas Pekanbaru-Dumai sepanjang 135 km, ruas Palembang-Inderalaya sepanjang 22 km dan Bakauheni Lampung sampai Terbanggi Besar sepanjang 150 km.
"Itu kan akan ditunjuk 4 ruas di Sumatera," ujarnya.
(feb/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
