Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, perekonomian Indonesia masih dihadapkan pada beberapa tantangan antara lain kenaikan harga BBM subsidi. Dengan kenaikan ini dimungkinkan akan mendorong inflasi menjadi lebih tinggi.
"Tantangan kesehatan fiskal. Besarnya beban subsidi untuk energi yang membuat kondisi defisit bisa menjadi lebih besar, mewaspadai kecenderungan inflasi yang sudah cukup normal, tapi kalau ada penyesuaian energi akan membuat tekanan inflasi kembali tinggi," ujar Agus dalam sambutannya di acara Indonesia Banking Expo (IBEX) 2014, di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (28/8/2014).
Agus menjelaskan, kenaikan harga BBM subsidi tersebut dilakukan untuk bisa menekan angka defisit neraca transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) yang terus membengkak.
"Kecenderungan CAD walaupun baik tapi masih tinggi karena defisit migas yang cukup besar. Besarnya utang luar negeri swasta yang terus meningkat, memberikan tekanan khusus karena ekspor juga sedang dalam tekanan," tegas dia.
Agus menambahkan, sejak pertengahan 2013, perekonomian Indonesia masih dalam situasi kurang kondusif dan ini akan berlanjut di tahun ini.
"Sejak pertengahan 2013 ekonomi kita dihadapkan pada situasi yang kurang menguntungkan dampak pengurangan stimulus The Fed dan harga komoditas, distribusi bahan pangan dan pengurangan subsidi BBM, dan utang luar negeri swasta yang memberi tekanan domestik. Situasi ini berlanjut di 2014," pungkasnya.
(drk/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
