Harapan Bos-bos Pesawat Sewaan, Harga Avtur Turun dan Tambah Bandara

Jakarta -Asosiasi Penerbangan Nasional atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mendorong bisnis penerbangan charter nasional agar dapat bersaing di Tingkat Regional sehingga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam acara Indonesia Bussiness and Charter Aviation Summit (iBCAS) 2014, para pelaku industri penerbangan charter atau sewaan mengajukan sejumlah rekomendasi agar industri ini dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan.


"Pertama adalah kita harap ada penurunan harga avtur. Saat ini harga avtur di Indonesia lebih mahal dibanding Malaysia dan Singapura. Supaya bisa bersaing, kami berharap agar ada penurunan sekitar 5-10% dari harga saat ini," ujar Ketua Umum INACA Arif Wibowo, di Grand Mercure, Jakarta Selasa (15/10/2014).


Harapan berikutnya adalah penyediaan infrastruktur. "Banyak daerah-daerah yang sebenarnya potensial tapi less infrastructure. Contohnya seperti di Papua. Di sana ada Freeport, mulai banyak berkembang industri pariwisatanya juga. Jadi kalau bisa ditingkatkan infrastruktur maka kita bisa bersaing dengan negara lain," sebut dia.


Ia tidak menyebut secara spesifik berapa banyak bandara yang diperlukan, namun ia mengisyaratkan bahwa hal itu akan terus berkembang seiring dengan perkembangan industri ini.


Rekomendasi berikutnya adalah adanya kepastian hukum terkait idustri penerbangan ini oleh pemerintah. "Contohnya seperti aturan soal bea masuk suku cadang. Kemudian soal aturan helikopter terbang malam, dan berbagai aturan perihal penerbangan charter lain. Yang penting bagi kami adalah kepastiannya, konsisten dan tidak berubah-ubah, jadi kenaikan biaya kami pun bisa terukur," tegasnya.


Hingga akhir tahun 2013, industri ini berhasil mencatat penjualan (jasa penerbangan) hingga US$ 530 juta. Padahal komposisinya dalam penerbaan nasional hanya 5%. Kedepan, bila rekomendasi tersebut dapat dipertimbangkan dan dilaksanakan oleh pemerintah diharapkan industri ini dapat tumbuh lebih pesat lagi.


"US$ 530 juta itu baru yang kontrak, masih ada yang point charter (sewa di tempat) itu belum kita bukukan. Kalau regulasi lebih stabil dan rekomendasi itu bisa dipenuhi pemerintah, kita harap nilainya lebih besar lagi. Sampai akhir 2014 bisa sampai 15% pertumbuhannya. Kalau tahun depan, kita harapkan bisa 20%," pungkasnya.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!