Alfamart Dekati Warga Bikin Toko Komunitas

Yogyakarta -Lebih dari 9.400 toko/mini market Alfamart yang telah berdiri di seluruh pelosok Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 30 persennya adalah waralaba. Sedangkan jumlah karyawan mencapai lebih dari 93 ribu.

Adanya minimarket di berbagai tempat saat ini bisa digunakan untuk berbagai kegiatan oleh masyarakat. Toko bisa digunakan untuk kegiatan komunitas atau warga.


"Ini konsep yang kita bangun sekarang dengan toko komunitas. Warga bisa memanfaatkan fasilitas yang ada," ungkap Presiden Direktur Sumber Alfaria Trijaya dalam acara The 3rd Indonesia Public Relation Awards & Summit (IPRAS) 2014 di Sahid Rich Hotel Yogyakarta, Jumat (17/10/2014).


Menurut dia, konsep toko komunitas ini bertujuan untuk lebih mendekatkan dengan warga sekitar. Warga bisa memanfaatkan fasilitas yang ada di Alfamart atau menjadi tempat bersosialisasi dan berinteraksi.


"Misalnya ruangan di bagian atas dari toko bisa dimanfaatkan untuk pertemuan atau rapat warga," katanya.


Selain menjual berbagai barang kebutuhan sehari-hari lanjut dia, toko juga memberikan kemudahan lainnya seperti membayar tagihan listrik, cicilan sepeda motor dan lain-lain.


"Saat ini orang semakin sibuk, pulang kerja sudah malam. Sementara itu kalau mau membayar cicilan sepeda motor harus siang hari. Dengan adanya layanan seperti ini bisa lebih dekat dan bisa dilakukan malam hari sepulang kerja," katanya.


Dia menambahkan saat ini masih terdapat gap yang lebar antara kesempatan kerja dan kebutuhan tenaga kerja yang kompeten. Lapangan kerja sangat susah, namun ketika perusahaan seperti Alfamart hendak merekrut tenaga kerja, kompetensi atau keahlian yang dibutuhkan masih kurang memadai.


Untuk mengatasi masalah seperti itu kata Hans, perlu adanya sinkronisasi kurikulum terutama untuk lulusan SMK dan politeknik. Kita beri kesempatan siswa SMK untuk magang. Di sekolah-sekolah dibuat laboratorium retail.


"Ada toko di sekolah, kemudian dibuat pelatihan untuk mengelola dan guru yang mengajar. Kita juga menyediakan siswa untuk magang dan bisa langsung direkrut kalau sudah lulus. Ini salah satu cara untuk mengatasi gap tersebut," kata Hans.


(bgs/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!