Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu Mangkrak 16 Tahun Karena Krismon

Jakarta -Proyek tol yang menghubungkan Bekasi- Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) akhirnya dibangun kembali setelah mangkrak selama 16 tahun. Tol ini mangkrak karena krisis moneter (krismon) di tahun 1998.

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto yang hari ini meresmikan tol senilai Rp 7,2 triliun. Djoko mengatakan tol ini sempat terhenti di tahun 90-an karena krisis ekonomi yang melanda. Memang saat krisis di tahun 1998, beberapa proyek tol sempat terhenti pembangunannya.


"Bertahun-tahun ini berhenti karena krisis ekonomi. Mangkrak," kata Djoko ditemui di acara Peletakan Batu Pertama Proyek Tol Becakayu di Kalimalang, Jakarta, Jumat (17/10/2014).


Meski demikian, Djoko optimistis setelah diresmikan pembangunan kembali tol ini, proses konstruksi akan lancar, terutama untuk seksi yang berada di wilayah Jakarta.


"Khususnya yang di DKI saya optimistis. Karena wali kota sudah mengungkapkan bakal membantu proses pembebasan lahan," tuturnya.


Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU Achmad Ghani Ghazali mengatakan, tol ini dibangun pada tahun 1996 oleh PT Kresna Kusuma Dyandra Marga.


"Dibangun 1996, lalu 1998 terhenti karena krisis. Sekarang dibangun lagi," tutur Ghani.


Berdasarkan pantauan detikFinance, di Jalan Kalimalang, menuju ke Bekasi, di kanan jalan terlihat pilar-pilar penyangga jalan tol yang mangkrak dan terlihat sudah agak usang. Pilar-pilar tersebut akan menjadi pilar penopang jalan tol sepanjang 21,04 km yang bakal dibangun melayang ini.


(zul/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!