Ini Pandangan Investor Terhadap Jokowi

Jakarta -Kalangan investor menunggu gebrakan yang akan dilakukan pemerintahan baru mendatang di bawah kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Investor berharap Jokowi-JK segera mengatasi persoalan mendasar seperti masalah subsidi BBM.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar mengatakan, harapan khusus dari kalangan investor baik asing ataupun dalam negeri adalah Jokowi dan JK mampu mengatasi persoalan struktural.


"Agar menyelesaikan persoalan struktural seperti subsidi BBM, perkuatan infrastruktur, iklim tenaga kerja. Jangka panjangnya yaitu reformasi birokrasi, perbaikan iklim investasi," kata Mahendra ditemui di Kantor BKPM, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (17/10/2014).


Menurutnya, jika perbaikan dan langkah strategis itu diambil segera oleh pemerintahan Jokowi-JK nanti, kondisi perekonomian di Indonesia akan semakin baik yang berdampak pada investasi yang tumbuh cepat.


"Itu akan memberikan sinyal kalau fundamental ekonomi dan stabilitas makro kita lebih baik. Itu bisa direalokasikan untuk infrastruktur. Neraca perdagangan akan terbantu. Kemudian ada tambahan ruang fiskal. (Saya) sangat mendukung (BBM naik)," tuturnya.


Mahendra juga mengatakan, kegaduhan politik yang belakangan terjadi tak begitu berpengaruh signifikan terhadap minat investor untuk berinvestasi di Indonesia. Hal itu menurutnya tercermin dari realisasi investasi di trwiulan III tahun ini yang tumbuh hingga 19%. Dia pun optimistis pertumbuhan juga akan terjadi di sisa periode di tahun 2014 ini.


"Lihat realisasi seperti ini mereka percaya fundamental Indonesia itu terefleksi. Yang kita inginkan harapkan bukan sekedar menjaga tapi memperkuat lagi," tuturnya.


Di samping itu, Mahendra juga menyinggung mengenai rencana investasi besar yang akan dilakukan perusahaan komponen ponsel asal Taiwan, Foxconn Technology Group. Beberapa perusahaan asing dikabarkan menunggu pemerintahan baru untuk merealisasikan investasinya, salah satunya adalah Foxconn.


Khususnya dengan Foxconn, Mahendra mengatakan terus melakukan komunikasi dengan perusahaan tersebut. Terkait realisasinya menunggu pemerintahan Jokowi nanti, Mahendra menyebut, pertimbangan Foxconn lebih kepada masalah teknis seperti penyediaaan lahan, pemilihan mitra lokal dan lainnya, meski dia tak menampik Jokowi dianggap sebagai sosok yang bakal membawa perubahan di mata investor.


"Mungkin ada keinginan menunggu pemerintah baru. Pada akahirnya akan bicara mengenai hal yang teknis juga. Seberap besar, ketemu mitra apa belum lebih kepada situ. Tapi mereka melihat Presiden Jokowi memiliki daya tarik tersendiri itu sudah pasti. Seluruh dunia melihat pak Jokowi ini sebagai satu fenomena. Sama seperti kita di sini," tutupnya.


(zul/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!