Cerita CT Soal Pengalaman di Pemerintahan: Life is Not Easy

Jakarta -Sebelum terjun ke pemerintahan sebagai Menko Perekonomian, Chairul Tanjung sudah puluhan tahun menjadi pengusaha. Pengalamannya di pemerintahan membuat CT, sapaan Chairul Tanjung, memahami bahwa mengurus ekonomi tidaklah mudah.

"Saya sudah 32 tahun berkecimpung di bidang usaha, dari mulai yang mikro benar-benar mikro, kecil, menengah, kemudian besar. Saya sudah 10 tahun lebih menjadi pemikir ekonomi. Dan hampir setengah tahun saya harus mengemban amanah menjadi orang paling bertanggungjawab di bidang ekonomi," kata CT dalam acara seminar Prospek Ekonomi 2015 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (17/10/2014).


Menurut CT, pengalaman di pemerintahan membuatnya menyadari bahwa ekonomi Indonesia sangat kompleks.


"Saya ingin menyampaikan, kita punya permasalahan sangat kompleks. Bapak/Ibu di luar mungkin nggak tahu, tapi kalau bapak di posisi saya, maka akan tahu bahwa life is not easy," ungkapnya.


CT mencontohkan salah satu masalah perekonomian Indonesia, yaitu tingginya biaya logistik. Padahal, biaya logistik menjadi kunci dalam persaingan global.


"Mungkinkah kita menang kalau cost logistik kita mahal? Untuk cost logistik murah, harus dibangun infrastruktur yang luar biasa. Ongkos angkut jeruk dari Tiongkok ke Indonesia lebih murah dari Pontianak ke Jakarta. Ini jawabannya kenapa jeruk mandarin lebih banyak di pasar daripada jeruk Pontianak," jelasnya.


Masalah lain, tambah CT, adalah kualitas sumber daya manusia. Saat ini, mayoritas tenaga kerja di Indonesia masih dominan berpendidikan rendah.


"Mungkinkah kita menang bersaing kalau tenaga kerja kita, produktivitas kita, nggak bisa ditingkatkan? Mungkinkah kita bersaing kalau tenaga kerja kita masih didominasi hanya tamat SD dan tidak tamat SD?" tegasnya.


Merumuskan kebijakan di pemerintahan, lanjut CT, tidak semudah diskusi di dunia akademik. Ada kebijakan yang sebenarnya baik, tapi belum bisa dipraktikkan.


"Membuat kebijakan tidak semudah seperti diskusi di perguruan tinggi atau di lembaga pemikiran karena kompleks sekali permasalahan. Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang kita percaya baik belum tentu benar menurut aturan di republik ini," tuturnya.


(hds/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!