"Pokoknya itu harus dilanjutkan. Saya perjuangkan mati-matian untuk itu," ungkap Chatib di kantornya, Jakarta, Jumat (17/10/2014).
Program ini dimulai 2010, dengan penyisihan alokasi dana pendidikan melalui UU Nomor 2 tahun 2010, tentang APBN-P 2010. Kala itu Menteri Keuangan masih dipegang oleh Sri Mulyani Indrawati, dan Chatib Basri adalah staf ahlinya.
Menurut Chatib program ini yang hanya mampu membuat orang Indonesia kuliah di universitas terbaik dunia. Seperti Oxford University, Columbia Univiversity, Harvard University, Michigan University, bahkan Al Azhar University.
"Hanya dengan cara ini banyak anak bangsa bisa sekolah di tempat yang bagus," terangnya.
Karena untuk masuk ke sekolah tersebut bukan hanya persoalan kemampuan intelektual. Namun juga biaya yang sangat besar kalau harus ditanggung secara personal.
"Bagaimana caranya untuk banyak orang Indonesia kuliah ke luar negeri kalau tidak ada program ini," papar Chatib.
(mkl/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
