PPATK Galau Mencari Pemimpin Negara yang 'Bersih'

Jakarta - Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso resah mencari calon pemimpin negara Indonesia. Agus mengisahkan keresahannya karena banyak kader dan generasi muda Indonesia yang terlibat kasus korupsi dan pencucian uang.

"Banyak kegalauan yang saya sampaikan untuk mencari pemimpin bangsa ini di tahun 2019, 2024 dan seterusnya. Bagaimana memiliki pemimpin yang bersih dikemudian hari kalo generasi dan kader kita terjerat kasus korupsi dan pencucian uang itu yang saya dengar dari banyak pemberitaan media," katanya saat membuka acara seminar nasional PPATK di Hotel Marylinn Park Jakarta, Rabu (20/3/2013).


Untuk itu ia mengingatkan agar kehidupan berbisnis di Indonesia harus lebih sehat dan bersih. Cara ini dinilai penting untuk mengubah paradigma berpikir seseorang untuk berbisnis yang sehat dan bersih.


"Harus ada upaya untuk mengubah cara berpikir kita. Kita harus menjadi pejuang untuk menjadi Indonesia bersih dan semakin baik. Jadi kalo berbisnis jangan mengincar laba atau omset kita tetapi mengupayakan hidup kita bersih tanpa korupsi dan pencucian uang. Tidak heran nanti suaminya masuk LP Cipinang, istrinya masuk LP Pondok Bambu dan anaknya masuk LP Tangerang," imbuhnya.


Untuk itu, PPATK terus memperbaiki sistem agar mempersempit gerak para pelaku korupsi dan pencucian uang.


"Sementara kita terus membuat aturan yang semakin sempit untuk koruptor dan pencucian uang. Kita ingin Indonesia bersih karena begitu banyak laporan yang dilaporkan ke PPATK terkait pelaporan pencucian uang maupun penyalahgunaan lainnya," jelasnya.


(wij/dru)