RI Rajin Impor Jeroan dari Australia, Ini Alasannya

Jakarta - Indonesia tak hanya mengimpor daging sapi bakalan dan daging sapi beku dari Australia. Namun jeroan sapi pun didatangkan dari negeri kanguru tersebut.

Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha Munrokhim Misanam mengatakan, jeroan sapi di Australia tidak diperjualbelikan, dan hanya digunakan untuk pakan ternak.


Menurut Munrokhim, setidaknya setiap 20% dari 1 kg daging sapi beku yang diimpor oleh importir adalah jeroan. Di Indonesia, jeroan memiliki harga jual, sementara di Australia diberikan gratis.


"Saudara bisa melihat, yang namanya jeroan di Australia itu nggak laku. Dikasih makan hewan istilahnya scrap, kalau mau ambil silakan saja. Itu kok bisa diimpor ke Indonesia ada harganya, kemarin itu hampir 20% dari 1 kg daging utuh," katanya.


Dia mengatakan, di Indonesia harga jeroan tersebut dijual Rp 7 ribu/kg. Memang tidak besar, namun jika dikalikan dengan jumlah impor yang dilakukan, importir bisa meraup keuntungan yang besar.


Sayangnya, munrokhim tidak memiliki data berapa besaran pasti jeroan dari Australia yang diimpor setiap tahunnya.


Munrokhim menduga, ini merupakan salah satu bentuk monopoli atau kartel. Pasalnya, dari dugaan sementara yang dilakukan KPPU, importir daging di Indonesia memiliki peran besar pada perusahaan ekspor Australia.


"Jangan-jangan perusahaan eksportir yang sana (Australia) itu importir sini. Dia punya saham di perusahaan ekspor Australia. Dugaan kita mengarah ke sana," cetusnya.


Data Badan Karantina menyebutkan, pada Januari 2012 dilakukan 266 kali impor jeroan sapi dengan volume mencapai 1.945.814,87 kg, jeroan ini diimpor dari Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.


Lalu di Februari 2012, dilakukan impor jeroan sebanyak 97 kali dengan volume mencapai 602.637,56 kg.


Pada Maret 2012 dilakukan 105 kali impor jeroan dari Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat sebanyak 925.496,20 kg yang dimasukkan melalui Pelabuhan Tanjung Priok.


Pada bulan yang sama, sebanyak dilakukan 4 kali impor jeroan sapi dari Australia dengan volume 69.937,49 kg yang masuk melalui BKP Kelas I Batam, dan ditambah lagi impor dari Selandia Baru dengan volume 1.318,75 kg yang masuk melalui BKP Kelas II Tanjung Pinang.


Sepanjang 2012, Indonesia tidak pernah absen untuk mengimpor jerohan. Total impor jeroan sepanjang 2012 mencapai 6.257.921,88 kg, dengan negara asal jeroan mayoritas berasal dari Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat, serta sedikit dari Kanada.


(zul/dnl)