PT DI Ragu Ikut Kembangkan The Next N250 Buatan Anak BJ Habibie

Langkawi - Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Budi Santoso ragu BUMN ini ikut kerjasama mengembangkan pesawat R80 yang saat ini sedang direncanakan pembangunannya oleh anak Presiden BJ Habibie yakni Ilham Habibie.

"Bagaimana ya, banyak faktor yang membuat kita ragu ikut mengembangkan R80," kata Budi ketika ditemui di The 12th Langkawi International Maritime & Aerospace & Exhibition, Malaysia, Rabu (27/3/2013).


Pasalnya, R80 tersebut menurut Budi sama saja membangun pesawat baru dari nol. "Pesawat tersebut sama seperti bangun pesawat baru, itu dari nol mulainya, karena tidak mungkin pake pengembangan pesawat N250, karena semuanya ketinggalan zaman," ujar Budi.


Karena dibangun dari nol lagi, paling tidak katanya dibutuhkan dana mencapai US$ 2 miliar. R80 merupakan pesawat yang dikembangkan dari model awal yaitu N250 yang terhenti saat krisis 1998 lalu.


Pesawat ini dikembangkan oleh PT Ragio Aviasi Industri (RAI) yang merupakan gabungan dari PT Ilthabie Rekatama dan PT Eagle Cap yang menyatakan akan mengembangkan pesawat kembali pesawat N250 yang sempat terbang pada tahun 1995 lalu.


"Untuk bangun pesawat dari nol lagi, dana yang dibutuhkan minimal US$ 2 miliar, dari mana PT DI uangnya jika diajak gabung. Mereka (PT Ragio Aviasi Industri) memberikan porsi saham 15%, dana 15% itu yang dari mana," ungkap Budi.


Apalagi, menurut Budi, pesawat sekelas R80 tersebut seperti terjepit di tengah-tengah dalam industri pesawat saat ini.


"Kalau ke atas kegencet Airbus dan Boeing pasti kalah saing, kalau kelas ke bawahnya ke gencet ATR, memang R80 kapasitas penumpangnya 80 orang, sementara ATR 60-70 orang/kursi, untuk menambah kapasitas jadi 80 kursi buat ATR bukan sesuatu yang sulit," tandasnya.


(rrd/dnl)