Jelang Long Weekend Terjadi Antrian Pembeli Solar di Semarang

Semarang - Seorang supir truk di Semarang, Yahmin (38) harus bersabar demi mendapatkan bahan bakar solar untuk kendaraannya. Warga Sambiroto Semarang itu sudah mengantri sejak pukul 08.00 WIB di SPBU Jl Dr. Cipto.

Antrian lebih dari 100 meter pun tidak terhindarkan di SPBU tersebut. Kendaraan mulai dari truk hingga mobil bermesin diesel mengular sejak pukul 07.30 WIB tepat setelah pasokan solar subsidi tiba.


Sebelum mengantri di SPBU Dr. Cipto, Yahmin sudah berusaha mencari SPBU yang masih menyediakan solar subsidi. Namun setelah menghampiri SPBU Kedung Mundu dan SPBU S. Parman.


"Tadi sudah ke Kedung Mundu dan S. Parman. Saya sudah antri dari sekitar jam 08.00. Sudah hampir tiga jam ini antri," kata Yahmin di SPBU Dr. Cipto Semarang, Rabu (27/3/2013).


"Ini mau isi full, tapi kalau dibatasi pembelian ya ngikut saja. Yang penting kendaraan saya bisa diajak kerja dulu," imbuhnya.


Salah satu petugas SPBU mengatakan antrian panjang tersebut baru pertama kali terjadi. Ia juga tidak menyangka saat pasokan 16 ribu liter solar subsidi datang langsung terjadi antrian panjang.


"Sekitar jam 07.30 solarnya datang dan langsung diserbu, antri panjang," ujar petugas tersebut.


Antrian sempat menyebabkan kepadatan di Jl Dr Cipto, petugas SPBU dibantu petugas kepolisian bersama-sama mengatur arus lalu lintas. Diketahui kemacetan akibat antrian solar juga sempat terjadi di beberapa lokasi yaitu SPBU Ngaliyan, SPBU Gombel, SPBU Pudak Payung, dan SPBU di Jl Arteri Yos Sudarso menuju Kaligawe.


External Relation Pertamina Pemasaran Jateng & DIY Heppy Wulansari mengatakan antrian kendaraan kemungkinan disebabkan karena menjelang long weekend sehingga konsumsi solar subsidi meningkat. Mayoritas kendaraan yang mengantri adalah pengangkut barang yang mengejar target pengiriman mengingat hari Jumat (29/3) libur.


"SPBU saat ini banyak diserbu truk-truk dan siang ini dari pantauan kami masih ada sekitar 70 persen SPBU yang masih tersedia solar. Untuk SBU yang kosong juga kami cek masih ada sisa alokasi yang akan dikirimkan sore ini," pungkas Heppy.


Diberitakan sebelmunya, pada pertengahan bulan Maret lalu BPH Migas menetapkan kuota solar subsidi sebesar 1.878.843 Kilo liter (KL). Padahal tahun 2012 lalu konsumsi solar subsidi mencapai 1.943.967 KL. Sementara itu konsumsi awal tahun yaitu bulan Januari dan Februari 2013 lebih tinggi tujuh persen dibanding tahun 2012 di periode yang sama.


Menanggapi hal itu Pertamina melakukan antisipasi dengan cara pengaturan klaster SPBU di sejumlah SPBU sesuai lokasi geografisnya. Hal itu dilakukan sebagai bentuk upaya agar kekosongan tidak terjadi di beberapa SPBU yang berlokasi dalam satu area.


"Kami mohon maaf atas kondisi ini namun keterbatasan kuota solar subsidi juga tidak memungkinkan penambahan alokasi," tutup Heppy.


(alg/ang)