Inflasi Nggak Ya?

Jakarta - Sebagai seorang Perencana Keuangan alias Financial Planner/Financial Advisor saya terus dan tidak bosan-bosan mengingatkan kita semua untuk terus waspada atas bahaya yang namanya inflasi.

Banyak dari kita yang tidak menyadari karena terus fokus pada pekerjaan dan kehidupan. Akan tetapi secara tidak sadar sering mengeluh bahwa biaya hidup semakin hari semakin tinggi dan uang belanja selalu kurang.


Saya penasaran, coba tanyakan ke diri Anda sendiri apakah benar inflasi kita sebesar 4-5% seperti yang diinformasikan oleh pemerintah?


Pada akhir tahun 2012 kemarin marak demo buruh yang menuntut kenaikan upah minimum. DKI sebagai pelopor (dan juga barometer) langsung mengambil keputusan untuk menaikan UMP.


Sebenarnya niat awal dari kenaikan UMP ini adalah agar kita bisa bertahan hidup di tengah gempuran harga-harga yang semakin mahal. Tapi tidak banyak yang menyadari bahwa dengan menaikan upah tersebut, sebenarnya masyarakat semakin mempunyai banyak uang yang artinya uang beredar semakin meningkat.


Dalam teori ekonomi antara supply dan demand, semakin banyak uang beredar mengakibatkan banyaknya permintaan, akibatnya justru harga akan merangkak naik.


Belum lagi pengusaha yang merasa beban biaya gajinya naik akan ikut mengkompensasikan biaya tersebut kedalam harga jual barang mereka. Akibatnya harga barang ikut naik. Kalau sudah begini, apa gunanya naikin upah?


Belum lagi baru-baru ini ada ancaman konon katanya dari 90 perusahaan yang mau hengkang dari Jakarta, wah mudah-mudahan kondisi tetap aman terkendali.


Belum lagi ditambah kondisi-kondisi ketika beberapa barang yang kemudian menjadi langka yang menyebabkan harga barang-barang tersebut kemudian menjadi naik. Sebut saja kedelai yang sempat 'hilang' dari peredaran yang membuat para pembuat tahu dan tempe sampai berhenti ber-produksi.


Contoh lain seperti harga daging yang juga sempat naik, dan yang paling teranyar adalah kasus bawang putih yang harganya melonjak gila-gilaan meskipun tidak lama.


Jadi harus bagaimana dong? Yang sebenarnya baik dilakukan adalah pemerintah pusat dan daerah berusaha menekan harga jual dengan menekan ekonomi biaya tinggi. Tentu ini bukan pekerjaan mudah karena menyangkut banyak orang dan akan dimusuhi banyak orang.


Masih lebih mudah menaikan UMP tersebut. Apalagi menaikan UMP adalah kebijakan populer yang terkesan mendukung rakyat kecil. Tapi dengan contoh di atas tadi tetap saja kenaikan upah yang diiringi dengan kenaikan harga dan biaya hidup tidak membantu banyak dalam memperbaiki hidup.


Yang terjadi malah banyak dari mereka yang sudah berutang terlebih dahulu karena tahu tahun depan gajinya akan naik. Jadi sebenarnya Inflasi enggak ya? Coba perhatikan pola belanja kita di akhir tahun lalu (Desember) sampai sekarang, naik enggak? Moga-moga sih enggak yaaa....


(ang/ang)