Wamendag: Masalah Sawit, Selesaikan Dulu Persepsi

Den Haag - Ekspor sawit Indonesia ke Eropa menghadapi tantangan. Semua ini berkaitan dengan persepsi. Langkah apa pun diambil, jika persepsi tentang sawit tetap keliru, maka bisnis akan sulit berkembang.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Bayu Krisnamurthi saat menjadi pembicara kunci pada Business Forum: Indonesian Palm Oil Industries Toward Sustainability pada Pasar Malam Indonesa di Den Haag, (22/3/2013).


Forum untuk membahas solusi tantangan sawit ini mempertemukan swasta dengan swasta, diikuti oleh para pemangku kepentingan di bidang minyak kelapa sawit, termasuk para importir besar Belanda, salah satunya adalah holding terkenal yang merupakan pemain lama.


"Jika masyarakat mempunyai persepsi keliru tentang minyak sawit, maka anda akan selalu menghadapi tantangan dan kesulitan untuk mengembangkan bisnis terkait minyak sawit," ujar Wamendag, seraya mendorong forum untuk berdiskusi secara terbuka mengenai perkembangan sawit di Eropa.


Lanjut Wamendag, untuk memenuhi tuntutan pasar Eropa, Indonesia sudah meluncurkan sertifikat minyak sawit lestari atau ramah lingkungan, yakni ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil), yang sifatnya mandatory (wajib, red). Setiap produsen atau eksportir Indonesia wajib memiliki sertifikat ISPO ini.


"Saya ingin memberi catatan sangat khusus dalam hal ini, mohon tidak melihat ISPO ini bertentangan dengan RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), yang lebih bersifat sukarela, sangat tergantung pada konsumen," imbuh Wamendag.


Meskipun demikian, lanjut Wamendag, berapapun sistem sertifikasi dan kebijakan keamanan pangan telah diterapkan, tetapi jika tidak dilakukan tindakan tepat untuk mengubah persepsi publik dalam isu sawit ini, maka segala kebijakan dan sertifikasi itu tidak akan berguna.


Menurut Wamendag, Duta Besar sudah menginformasikan bahwa situasi di Belanda cukup kondusif dan kedua pemerintah memberikan perhatian besar pada isu ini, tetapi pada pihak konsumen dan pengecer perlu ditangani dengan baik dari pendekatan business to business.


"Kepentingan sawit senilai US$ 2,5 miliar bukan hanya kepentingan Indonesia, tetapi juga kepentingan importir di Eropa. Kemungkinan lain anda juga berisiko akan menghadapi kenaikan harga sawit yang semakin mahal," demikian Wamendag mengingatkan.


Sebelumnya Wamendag telah meluncurkan direktori online restoran Indonesia di Belanda disaksikan Menlu Belanda Frans Timmermans, para Dirjen Kemlu Belanda, pejabat tinggi pemerintah, politisi anggota Tweede Kamer (parlemen), para Dubes negara sahabat, swasta dan publik umum pada pembukaan Pasar Malam Indonesia (PMI) 2013.


PMI tahun ini berhasil membukukan penjualan retail on the spot Euro 562.500, kontrak dagang sebesar US$ 22,84 juta, terdiri dari minyak sawit mentah US$ 22 juta dan pipa dari bahan bio cocos senilai US$ 840.000 atau totalnya naik 20,5% dari tahun lalu US$ 19 juta.


(es/es)