Seperti dikutip dari laporan kinerja keuangan emiten yang dulu bernama PT International Nickel Indonesia ini, Rabu (27/3/2013), omzet perseroan tercatat hanya US$ 967,3 juta di 2012, bandingkan dengan sebelumnya US$ 1,242 miliar.
Omzet perseroan emmang turun, tapi beban pokok penjualan malah naik, dari sebelumnya US$ 727,1 juta menjadi US$ 800,6 juta. Sehingga laba kotor emiten berkode INCO itu tergerus menjadi hanya US$ 166,7 juta, padahal di tahun sebelumnya US$ 515,3 juta.
Setelah ditambah dan dikurangi pendapatan dan beban lain-lain, perseroan mencatat laba usaha sebanyak US$ 106,9 juta di 2012, dibandingkan laba usaha tahun sebelumnya US$ 457,7 juta.
Atas koreksi laba itu, laba bersih per saham dasar perseroan ikut tergerus, dari sebelumnya US$ 0,034 menjadi US$ US$ 0,007 per lembar di akhir 2012.
(ang/dnl)