Belajar Ternak Sapi dari Sudan, Mentan: Kuncinya Padang Penggembalaan

Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Suswono hari ini melakukan panen pedet atau anak sapi di Minahasa, Sulawesi. Dia bercerita pernah belajar ternak sapi saat mengunjungi Sudan Afrika, kuncinya adalah padang penggembalaan.

"Sudan memiliki populasi ternak sapi mencapai 105 juta ekor. Padahal penduduknya hanya sekitar 35 juta jiwa. Dan setelah saya tanya, kuncinya adalah adanya padang penggembalaan," ujar Suswono dikutip dari siaran pers saat panen pedet peranakan Ongole di Desa Kinali, Kecamatan Kawangkoan, Minahasa, Sulut, Jumat (3/5/2013).


Dikatakan Suswono, padang penggembalaan membuat peternakan sapi menjadi efesien, karena peternak tidak perlu mencarikan makan. Ternak sapi dilepas bebas mencari makan sendiri.


Sementara dalam sistem peternakan intensif, seperti yang dianut oleh kebanyakan peternak di Indonesia, peternak harus mencarikan makan. Karena keterbatasan lahan untuk pakan, maka tidak jarang peternak harus membeli pakan ternak.


Akibatnya, lanjut Suswono, untuk penggemukkan ternak sapi biayanya sangat mahal. Pada gilirannya harga daging sapinya juga ikut mahal.


Suswono mendorong agar Pemprov Sulawesi Utara (Sulut), dan daerah lainnya yang masih memiliki lahan luas untuk mengadakan ladang-ladang penggembalaan untuk peternakan sapi.


Kadis Pertanian dan Peternakan Sulut Johanes H Panelewen menyatakan hal yang sama. Menurutnya, Sulut memiliki areal tanaman pangan dan hortikultura, serta perkebunan seluas 1.527.219 hektare. Rinciannya lahan sawah 68.841 hektar, dan lahan kering 1.458.378 hektar.


"Ini merupakan sumber bahan baku pakan ternak," katanya.


Jika dihitung dari jumlah produksi hijauan dibagi dengan kebutuhan pakan sapi per tahun, diperoleh angka 1.718.052 ekor sapi. Di 2012, populasi ternak sapi di Sulut mencapai 110.486 ekor.


"Jika melihat potensi itu prospek pengembangan ternak sapi di Sulut berjumlah 1.000.000 ekor," kata dia.


Panen pedet kali ini merupakan tindak lanjut dari ditetapkannya Kabupaten Minahasa sebagai lokasi proyek percontohan pelaksanaan inseminasi buatan (IB Model) dengan populasi ternak sejumlah 17.821 ekor. Akseptor program ini ketika itu di 2011 diperkirakan 1.100 ekor. Namun realisasi IB berjumlah 1.096 ekor.


Dari jumlah tersebut sampai dengan akhir Desember 2011, jumlah sapi yang bunting mencapai 1.077 ekor. Dan sampai dengan pertengahan Agustus 2012 telah menghasilkan 1.057 pedet (anak sapi).


Di 2012 jumlah sapi yang bunting mencapai 1.960 ekor dengan target pelaksanaan IB 2.000.


(dnl/hen)