Dukung Jembatan Selat Sunda, Jalan 2.400 Km Aceh-Lampung Dibangun Rp 99 T

Lampung - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mematangkan pembangunan high grade highway (HGH) sebagai penghubung Sumatera dari Aceh ke Lampung. Jalan penghubung ini berbentuk jalan tol dan non tol.

Seperti yang dibahas oleh beberapa menteri kemarin, pemerintah sedang merancanang jalan Trans Sumatera yang rencananya akan digarap oleh BUMN. Dari sisi Kementerian PU, jalan ini bernama high grade highway (HGH).


Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PU Djoko Murjanto mengatakan, pihaknya kini sedang dalam proses pengkajian jalan tersebut. "Kami melihat tendensi jalan meningkat terus sudah perlu dilakukan pembangunan high great highway ini tidak saja jalan tol namun ada sebagian jalan tol dan sebagian tidak perlu jalan tol," katanya saat berdiskusi dengan media di sebuah restoran, Lampung, Jumat (3/05/2013).


Dikatakan Djoko, HGH nantinya akan menopang Jembatan Selat Sunda (JSS). "Ini akan menjadi penopang JSS dan saya mengharapkan JSS bisa dibangun dengan cara apapun. Saya optimis dan harus tetap semangat," imbuhnya.


Menurut rencana, HGH bakal dibangun dari Bakaheuni, Lampung hingga Banda Aceh, Nangro Aceh Darussalam (NAD). Pembangunan akan dilakukan di sepanjang lintas Timur Sumatera dengan panjang total 2.400 kilometer.


Kemungkinan besar, Kementerian PU juga bakal menyiapkan jalan penghubung (feeder) sepanjang 720 km. HGH dipastikan akan menjadi penghubung bagi enam bandar udara dan tujuh pelabuhan laut.


"Sekarang kita siapkan FS (feasibility study)-nya dan kita ada tahapannya dengan Masterplan yang sudah disiapkan dari Korea yaitu Masterplan of Map Alterial Road Sumatera (MARS). Di sana menjadi penghubung antara lintas barat, timur dan tengah dengan high great highway," jelasnya.


Terkait biaya investasi, Djoko mengaku pihaknya masih terus melakukan perhitungan. Namun yang pasti, untuk konsep jalan yang bersifat jalan bebas hambatan, kemungkinan anggaran pemerintah bisa saja terbebani akibat perlunya biaya perawanan rutin dikeluarkan.


Kementerian PU mencatat setidaknya ada enam manfaat yang bisa didapat ketika HGH selesai dibangun. Kemungkinan besar, proyek ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatakan lapangan kerja.


Selain itu, HGH diharapkan bisa menjadi solusi dengan menumpuknya kendaraan di Lintas Timur Sumatera.


"Kita sudah melihat tingkat penggunaan konektivitas lintas timur sudah mendekati titik maksimum. Sore biasanya terhitung padat untuk masuk ke Padang, Palembang karena ekonomi di sini cukup tinggi. Selain itu, kementerian juga berharap langkah ini bisa mendukung iklim investasi sehingga mendorong keterlibatan swasta dalam pembangunan jalan dan institusi pendanaannya," tuturnya.


Berdasarkan data Kementerian PU yang didapat wartawan, pembiayaan proyek HGH kemungkinan besar membutuhkan dana Rp 99,887 triliun. Proyek ini direncanakan segera dibangun 2012 ini dan akan rampung 2018 nanti.


HGH kemungkinan besar bakal terdiri dari 18 ruas. Enam ruas bakal jadi prioritas yakni Bakaheuni-Terbanggi Besar (150 km), Indralaya-Palembang (22 km), Pekanbaru-Kandis (76 km), Kandis-Dumai (59 km), Tebing Tinggi-Medan (60 km), serta Medan-Binjai (16 km).


"Studi jaringan, pra FS, amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) sebagian sudah ada. Desain sudah ada tetapi kita lihat financial international rate retainnya. Saat ini baru Medan-Binjai yang sangat tinggi dengan 12,26%. Yang lain seperti Bakauheni-Tebanggi besar, Pekanbaru-Dumai, Medan-Binjai masih kita lihat," tegasnya.


(wij/dnl)