RI Alami Penurunan Outlook Gara-gara BBM Subsidi Tak Jelas, Ini Kata Hatta

Jakarta - Plt Menteri Keuangan Hatta Rajasa mengakui penurunan outlook perekonomian Indonesia dari Lembaga Pemeringkat Internasional Standard and Poor's (S&P) akibat ketidakpastian soal kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

"Di situ terlihat bagaimana sikap kita terhadap BBM. Sebetulnya itu yang ditunggu dan sangat jelas itu sikap kita terhadap subsidi," ungkap Hatta seperti dikutip Jumat (3/5/2013).


Ia mengatakan, semua pihak menantikan keputusan pemerintah soal BBM. Termasuk lembaga pemeringkat internasional yang menentukan predikat investasi sebuah negara.


"Tentu ini masuk radar S&P. Memang yang harus kita kelola dengan baik adalah kebijakan kita tentang subsidi BBM kita. Ini harus dikelola dengan baik. Jangan gaduh, kecuali bicaranya dari sisi ekonomi pure ," ucapnya.


Tanpa kepastian, Hatta mengaku persoalan BBM akan menganggu kepercayaan pasar. Sebab menyangkut cara pemerintah untuk mengelola fiskal negara.


"Kita lihat itu sebagai signal banyak yang harus diperbaiki. Terutama fiskal dalam konteks subsidi. Kalau yang lain, market confidence tinggi. terlihat dari IHSG yang meningkat . Saya kira mari kita jaga iklim yang baik ini. masalah BBM harus dihandle baik," jelas Hatta.


Maka dari itu, menurut Hatta perlu diselesaikan persoalan BBM dari segi ekonomi, bukan politik. Meskipun diketahui sudah akan mendekati pemilu 2014.


"Oleh karena itu saya mohon jangan liat dari politik. BBM ini murni sehatkan ekonomi kita. dan subsidi yang lebih adil dan perlindungan," paparnya.


S&P baru saja melakukan penurunan outlook perekonomian Indonesia. S&P merevisi outlook Republik Indonesia menjadi stabil dari positif. Sementara Sovereign Credit Rating Republik Indonesia kini pada level 'BB+' long-term dan 'B' short-term.


(dru/dru)