Biaya Bangun Terowongan MRT Dukuh Atas ke Bundaran HI Rp 1,2 Triliun

Jakarta - Konsorsium perusahaan Jepang Sumitomo Mitsui dan PT Hutama Karya mendapatkan kontrak untuk mengerjakan proyek seksi bawah tanah MRT Dukuh Atas ke Bundaran HI. Nilai proyek yang akan ditandatangani adalah sebesar Rp 1,2 triliun.

Hal tersebut diungkapkan oleh Corporate Secretary PT Hutama Karya (Persero), Ary Widiyantoro kepada detikFinance, Jumat (3/5/2013).


"Kan ada beberapa paket. Kita kebagian paket 106, dari Dukuh Atas sampai Bundaran HI. Nilainya kalau tidak salah sekitar Rp 1,2 triliun," kata Ary.


Dikatakan Ary, paket yang dikerjakan antara pihaknya dengan perusahaan Jepang tersebut berupa jalur MRT di bawah tanah, atau nantinya di sepanjang jalan tersebut akan dibuat sebuah terowongan untuk lintasan MRT. "Jaraknya kalau tidak salah 2 Km tunnel (terowongan)," katanya.


Secara teknis, Ary belum dapat menyebutkan bagaimana konsep pelaksanaan proyek yang dikerjakannya tersebut. Menurutnya, Sumitomo Mitsui ialah perusahaan dari Jepang yang memang sangat ahli di bidang infrastruktur terkait terowongan.


"Secara teknis saya belum tahu. Kita kan Joint venture dengan perusahaan Jepang yang sudah ahli di bidang terowongan. Secara teknis, seperti apa, teknologinya seperti apa, saya belum tahu," jelasnya.


Selain konsorsium Sumitomo Mitsui dan PT Hutama Karya, Konsorsium Shimitsu Kobayashi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Jaya Konstruksi mengerjakan dua paket bawah tanah (underground) dari Al Azhar sampai Dukuh Atas.


Secara total, nilai investasi yang dikucurkan untuk proyek MRT Tahap I dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI sebesar 125 milyar Yen. Sementara itu 3 paket akan dibangun di bawah tanah dari dari Al Azhar sampai Bundaran HI nilainya Rp 3,6 triliun.


"Untuk yang ini Rp 3,6 triliun, yang pertama 3 di bawah tanah aja," ungkap Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami.


(zul/hen)