Takut Keributan, Petugas SPBU Bersyukur 2 Harga Premium Dibatalkan

Jakarta - Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) cukup bersyukur kebijakan dua harga bensin premium dibatalkan. Karena kebijakan ini sangat berisiko bagi petugas.

"Ya, bagus juga dibatalkan karena susah. Apalagi operator yang pasang badan kalau untuk jual premium," kata Kepala Shift/Leader SPBU Cikini Rahmat Novizar kepada detikFinance, Jumat (3/5/2013)


Menurut Rahmat, bakal terjadi keributan di SPBU jika kebijakan dua harga bensin premium dilakukan. Karena, banyak masyarakat yang tidak rela untuk membeli BBM non subsidi.


"Kan ada kemungkinan ribut pasti ada kalau yang ngikut mobil pribadi beli yang untuk plat kuning," jawabnya.


Padahal, sebagai seorang petugas SPBU, hanya bisa menjalankan aturan yang sudah ditetapkan.


"Kan kita jadi serba salah, kita cuma ikut peraturan. Dua harga juga bikin cemburu sosial. Jadi masa dibedain bajaj sama mobil. Kita jawabnya pasti susah," jelas Rahmat.


SPBU Cikini tadinya merupakan SPBU percontohan untuk menjual BBM dengan harga Rp 6.500/liter.


Seperti diketahui, awalnya pemerintah akan memberlakukan harga Rp 6.500/liter untuk mobil pribadi, dan Rp 4.500/liter untuk motor dan angkutan umum. Tapi kebijakan ini dinilai tak praktis.


Akhirnya pemerintah pun berubah pikiran untuk menaikkan seluruh harga BBM subsidi, tanpa ada perbedaan antara mobil pribadi dengan motor dan angkutan umum karena masyarakat keberatan soal kebijakan dua harga tersebut.


(dnl/dnl)