Ingin Habiskan Banyak Waktu dengan Keluarga, Bos Shell Undur Diri

London - Manajemen Shell mengeluarkan dua pengumuman yang mengejutkan. Pertama, Chief Executive Officer (CEO) Shell Peter Voser berniat pensiun tahun depan, dan kedua laba bersihnya turun di triwulan I-2013.

"Dewan komisaris Royal Dutch Shell plc hari ini mengumumkan, bahwa Peter Voser sudah berniat mengundurkan diri untuk pensiun dari perusahaan di semester pertama 2014," kata keterangan tertulis Shell yang dikutip AFP, Kamis (2/5/2013).


Dalam pesannya kepada karyawan Shell, Voser mengaku ingin menghabiskan waktu dengan keluarganya setelah 25 tahun mengabdi di Shell.


Pria berumur 54 tahun itu sudah menjabat sebagai orang nomor satu di Shell pada Juli 2009. Kini, menjelang kepergian Voser, manajemen Shell mengaku akan melakukan pembahasan internal dan eksternal dalam mencari pengganti dirinya.


"Setelah mengalami banyak hal yang istimewa dalam perjalanan karir, saya merasa sudah waktunya ada perubahan gaya hidup, dan saya ingin lebih banyak meluangkan waktu bersama keluarga dan fokus di kehidupan pribadi dalam beberapa tahun ke depan," kata Voser kepada rekan-rekan kerjanya.


Meski demikian, Voser tetap menawarkan jasanya kepada Shell jika diperlukan, seperti eksekutif bayangan yang bukan merupakan bagian langsung dari perusahaan migas tersebut.


Pengumuman mengejutkan ini berbarengan dengan laporan kinerja Shell yang mencatat koreksi laba 6% di triwulan I-2013 menjadi sebesar US$ 8,18 miliar (Rp 77,71 triliun), dibandingkan dengan laba di akhir Maret 2012 lalu sebesar US$ 8,7 miliar (Rp 92,15 triliun).


"Industri kami (migas) terus mengalami gejolak harga akibat dari perkembangan situasi ekonomi dan politik global," kata Voser mengomentari kinerja Shell itu.


"Harga minyak sudah turun tajam akhir-akhir ini, tapi Shell masih punya strategi jangka panjnag yang kompetitif dan inovatif untuk mengatasi koreksi harga ini," jelasnya.


Meski laba turun, total produksi Shell masih meningkat, menjadi 3,559 juta barel per hari dibandingkan sebelumnya 3,552 juta di periode yang sama tahun lalu.


(ang/dnl)