Daging Mahal, Ganti Singkong

Jakarta - Daging sapi mengandung sejumlah nutrisi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Tapi kalau daging tak terbeli karena harganya yang kelewat mahal akhir-akhir ini, tak ada salahnya melakukan diversifikasi pangan agar tak tergantung sekali pada daging sapi.

Selaku bahan pangan, daging sapi mengandung protein dan lemak, energi, vitamin, dan zat besi. Profesor Hardinsyah dari Institut Pertanian Bogor mengatakan ada banyak bahan pangan lain yang bisa menggantikan daging sapi.


”Pangan yang mengandung zat besi masih banyak,” kata Hardinsyah kepada DetikFinance, pada akhir pekan lalu. “Sekarang tinggal urusan lidah saja.”


Kaum vegetarian, kata Hardinsyah, biasa mengkonsumsi tepung singkong atau tapioka yang sudah dimodifikasi sehingga menghasilkan rasa dan serat seperti daging. Menurut dia, saat ini sudah banyak orang Indonesia yang mampu membuatnya.


Bila rasa dan serat sudah mirip, untuk tambahan zat besi Hardinsyah menyarankan penambahan bahan olahan dari buah Boabab. Dia bilang, kandungan zat besi untuk campuran ini bahkan bisa lebih tinggi ketimbang daging sapi.


“Kalau mau, belajar ke restoran-restoran vegetarian. Pada dasarnya enggak susah, tinggal kreativitas saja. Malah lebih murah dan lebih sehat. Kalau sudah kena bumbu kan tastenya bisa dimanipulasi,” kata guru besar dari Fakultas Ekologi Manusia IPB itu.


Ketergantungan publik terhadap daging sapi, terutama menjelang hari raya Idul Fitri, memang tinggi. Masalahnya, hari-hari ini harganya melonjak tinggi. Pemerintah sampai perlu menggelar operasi pasar dan menambah kuota impor daging beku maupun sapi siap potong.


Di tengah situasi itu, ada yang menyarankan publik beralih ke menu ikan. Tapi menurut Profesor Hardinsyah, harga ikan tak lebih murah ketimbang daging. Harga ikan murah hanya terjadi di kawasan sentra penghasil ikan seperti pesisir Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi.


(DES/DES)