Di Sini Perempuan Jadi 'Komoditas' Prostitusi

Jakarta - Sebut saja namanya Devi. Perempuan 20 tahun asal India ini sudah tahu akan menjadi perempuan seperti apa bahkan sebelum dirinya mencapai usia pubertas. Ibunya sudah mengajarinya berbagai macam posisi seks ketika dirinya masih ingin bermain dengan teman-teman sebayanya.

Devi berasal dari sebuah desa di Bharatpur yang terkenal sebagai salah satu 'penghasil' pekerja seks di India. Pada usia 14 tahun, atas perintah ibunya sendiri, Devi diboyong seorang pria ke sebuah distrik 'lampu merah' di New Delhi, Garstin Bastion Road.


Menurut data dari lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa, di tempat distrik lampu merah itu terdapat 92 rumah bordil dengan lebih dari 4.000 orang pekerja seks seperti Devi. “Saya selalu tahu bahwa ini akan jadi hidup saya,” kata Devi. “Inilah satu-satunya cara hidup keluarga kami.”


Di sebagian wilayah India, contohnya seperti Bharatpur dan Assam, kaum perempuan memang seperti sengaja dilahirkan untuk menjadi 'komoditas' industri pelacuran India.


Di Assam misalnya, bila orang tua dari kaum pemetik teh di sana melahirkan anak perempuan, mereka akan langsung ditemui seorang agen dan 'membelinya' seharga US$ 50 saja. Setelah cukup umur, anak itu akan 'dijual' ke kota dengan harga mulai US$ 800.


Begitulah nasib Elaina, 14 tahun, yang diselundupkan dari Lakhimpur di Assam. Di Delhi dia kerap mengalami siksaan dan perlakuan buruk dari induk semang yang 'membelinya' dari agen di kampungnya.


PBB menghitung, industri prostitusi di India memang terbilang dahsyat. Nilai bisnis ini mencapai antara US$ 4 miliar sampai US$ 10 miliar. Industri ini makin kokoh ditopang oleh situasi kemiskinan, korupsi, sampai praktek budaya yang diskriminatif terhadap kaum perempuan.Next


(DES/DES)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!