"Saat ini masih terjadi perdebatan, asosiasi mobil Jepang saat ini hanya merekomendasikan BBN 5% saja," ucap Deputi Teknologi Informasi Energi dan Material, Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto, ditemui di Seminar IPTEK, Gedung BPPT, Jl Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (16/9/2013).
Dikatakan Unggul, secara empiris penambahan BBN pada solar untuk kendaraan hinggi 10% sangat mungkin dilakukan. Contohnya di Brasil, Negeri Samba itu mampu menggunakan 100% biodiesel atau bioethanol untuk kendaraan.
"Tapi hal itu bisa diterapkan jika adaa pembicaraan khusus ke produsen mobil, di Brasil bisa 100% kendaraan menggunakan bioethanol atau biodiesel, tapi Brasil berhasil menekan para produsen mobil agar hal itu bisa terjadi," ucapnya.
Menurut Unggul, penggunaan BBN pada campuran bahan bakar kendaraan bisa menyebabkan cepat rusaknya beberapa komponen di mesin kendaraan.
"Seperti seal atau karet dalam komponen mesin kendaraan terkikis atau cepat rusak, penyaring di mesin lebih sering diganti, tetapi jika berhasil menekan para produsen mobil, produsen mobil akan memproduksi mesin yang lebih tahan, makanya harga mobil di Brasil yang bisa 100% bioethanol lebih mahal sedikit dari pada mobil biasa," ungkap Unggul.
(rrd/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
