Mobil Murah Seharusnya Diterapkan Pada Mobil Nasional

Semarang - Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli ingin mobil murah diterapkan pada mobil nasional atau buatan dalam negeri. Tidak seperti sekarang yang rata-rata diterapkan untuk mobil buatan asing.

Rizal mengatakan, kebijakan tersebut bisa mengakibatkan defisit transaksi menjadi semakin tinggi. Karena jika pembelian mobil di Indonesia melonjak, maka komponen impor otomatis akan membanjiri juga.


"Konsekuensinya pemasok sparepart dari luar negeri harus direlokasi. Di Indonesia harus membuat sparepart. Jadi membuka jutaan lapangan kerja," kata Rizal usai memberi kuliah umum di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Sabtu (21/9/2013).


Jika kebijakan mobil murah dijalankan, lanjut Rizal, seharusnya ditekankan pada mobil nasional yang selama ini sudah dikembangkan oleh generasi muda.


"Mobil nasional murah itu dahsyat. Pak Jokowi yang selama ini mendukung mobil Esemka juga saya dukung," tegasnya.


Selain itu ia menghimbau agar lebih memperhatikan spesifikasi ramah lingkungan atau green car yang ditonjolkan dalam kebijakan mobil murah. Karena kemungkinan hanya menurunkan cc mobil untuk sedikit menekan emisi karbonnya.


"Kalau ramah llingkungan hati-hati, teknologinya masih sama, cc-nya saja diturunin. Dari 1500 cc diturunkan 750 cc, karbon emisinya dikurangi sedikit agar dianggap green. Pintar-pintar industri otomotifnya saja," terang Rizal.


(alg/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!