DPR: Daripada Mobil Murah, Lebih Baik Sembako Murah

Jakarta - Kebijakan pemerintah pusat memasarkan mobil murah di Indonesia diharapkan tidak membuat masyarakat jadi konsumtif. Sebenarnya, yang dibutuhkan masyarakat adalah sembako murah, bukan mobil murah.

"Saya mencoba menjaring aspirasi. Yang dibutuhkan itu desa-desa diberikan infrastruktur yang untuk meningkatkan perekonomian, seperti jalan. Kebutuhan itu real di lapangan dan sangat dibutuhkan. Hadirnya mobil murah menjadikan masyarakat konsumtif," kata Wakil Ketua DPR RI bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Taufik Kurniawan dalam siaran pers, Sabtu (21/9/2013).


Dalam kaitan ini, pada level masyarkat regional pedesaan dan kecamatan, jalan-jalan perintis lebih diperlukan ketimbang dengan mobil murah. Selain itu, pemerintah seharusnya memprioritaskan terlebih dahulu ketahanan dan harga pangan untuk mudah dijangkau oleh masyarakat ketimbang memberikan masyarakat mobil murah yang keperluannya tidak mendesak.


"Saya melihat, pemerintah jangan dulu memprioritaskan soal mobil murah, tapi sembako murah dan utamanya untuk memperlancar laju ekonomi. Tapi ini kan memberikan persepsi peningkatan kebutuhan konsumtif saja. Perbaikan jalan lebih penting, sembako lebih penting," paparnya.


Taufik mengatakan, dalam aspek peningkatan ekonomi, kebijakan mobil murah jangan sampai tumpang tindih dengan kebijakan lain lintas sektoral seperti pengentasan kemacetan dan kepadatan lalu lintas juga dalam rangka peningkatan perekonomian.


"Lihat saja bagaimana sekarang ruwetnya kendaraan roda dua, Rp 200 ribu saja sudah bisa bawa motor ke rumah, tingkat disiplin masih rendah dan banyak terjadi kecelakaan. Yang pasti ini akan memperpadat frekuensi kendaraan bermotor. Kebijakan dalam kaidah peningkatan sektor jangan ditimpa oleh sifat konsumtif yang dipupuk bangsa sendiri," tegasnya.


(ang/gah)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!