Sri Mulyani Berikan Solusi Benahi Defisit Transaksi Berjalan RI

Bali - Pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan untuk antisipasi memburuknya perekonomian global.

Mantan Menteri Keuangan Indonesia yang saat ini menjabat Direktur Bank Dunia Sri Mulyani menilai persoalan Indonesia saat ini adalah ekspor yang terbatas pada komoditas. Ini yang menjadi penyebab utama terjadinya defisit transaksi berjalan.


"Dari sisi neraca pembayaran atau entah itu transaksi berjalan dari sisi ekspor kita kan terbatas pada komoditas," ungkapnya di sela-sela agenda Apec Finance Minister Meeting di Nusa Dua, Bali, Jumat (20/9/2013)


Menurutnya, jika ingin meningkatkan ekspor dan memperbaiki defisit transaksi berjalan, maka pemerintah harus menaikkan daya saing produk dan perluasan sektor industri.


"Kalau kita ingin naikkan daya saing dan diversifikasi ekspor kemampuan perluas industri sangat penting. Itu menentukan kebijakan di sektor hulu atau kebijakan fasilitasi infrastruktur dan pendanaan," jelasnya.


Ia mengingatkan pemerintah dalam hal impor barang-barang yang bersifat konsumsi. "Kalau dari sisi komposisi impor walaupun kita sebagian katakan untuk memenuhi suplai, sebetulnya impor bahan baku itu mempengaruhi produktivitas konsumsi, tapi untuk impor barang konsumsi perlu diperhatikan," ujarnya.


Kebijakan struktural yang harus dilakukan pemerintah adalah fokus pada produktifitas, infrastruktur, iklim investasi, reformasi birokrasi, dan kepastian hukum.


"Kebijakan struktural adalah kebijakan yang bisa perhatikan produktivitas, terpengaruh infrastruktur, iklim investasi, Indonesia selalu bilang reformasi birokrasi, perbaikan aturan, kepastian aturan, kecepatan pembuatan kebijakan itu sangat penting, simplifikasi dari sisi urusan pusat dan daerah jadi faktor yg pengaruhi kondisi investasi di Indonesia dan pengaruhi produktivitas dan daya saing kita," kata Sri Mulyani.


(mkl/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!