First Asia Capital: Pergerakan IHSG Dalam Rentang Terbatas

Jakarta -IHSG akhir pekan lalu berhasil keluar dari zona negatif ditutup di 4256,436 atau menguat 22,511 poin (0,53%). Perdagangan berlangsung relatif sepi dengan nilai transaksi di Pasar Reguler tidak sampai Rp.3 triliun. Penguatan rupiah atas dolar AS akhir pekan lalu menjadi Rp.11965 dari sehari sebelumnya di Rp.12018 turut memberikan sedikit ruang bagi penguatan IHSG. Saham blue-chips seperti BMRI, BBRI, TLKM dan PGAS menjadi pendorong penguatan IHSG. Dilihat selama sepekan IHSG terkoreksi 1,4% menyusul tren pelemahan rupiah atas dolar AS sepekan terakhir hingga 2,3% yang menembus level psikologis Rp.12000.

Kondisi pasar saham Indonesia saat ini lebih banyak dipengaruhi kekhawatiran melemahnya rupiah atas dolar AS ketimbang faktor eksternal. Ini terlihat dari sepanjang November lalu HSG anjlok 5,6% dan rupiah terhadap dolar anjlok 6,6%. Sedangkan indeks DJIA dalam periode yang sama naik 3,5%, S&P menguat 2,8%, Hang Seng naik 2,9% dan Nikkei Tokyo naik 9,3%. Sementara Wall Street akhir pekan lalu ditutup melemah tipis menyusul aksi ambil untung pelaku pasar setelah rally selama lima sesi perdagangan berturut-turut. Indeks DJIA dan S&P masing-masing ditutup 0,07% dan 0,08% di 16086,41 dan 1805,81.


Memasuki perdagangan awal Desember pergerakan IHSG diperkirakan masih akan bergerak dalam rentang terbatas dengan support di 4200 dan resisten di 4300 dengan peluang penguatan terbatas. Data aktivitas manufaktur China yang meningkat November kemarin berpeluang mengangkat minat beli investor. Indeks China manufacturing November naik menjadi 51,4 di atas perkiraan sebelumnya 51,2.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!