Kondisi pasar saham Indonesia saat ini lebih banyak dipengaruhi kekhawatiran melemahnya rupiah atas dolar AS ketimbang faktor eksternal. Ini terlihat dari sepanjang November lalu HSG anjlok 5,6% dan rupiah terhadap dolar anjlok 6,6%. Sedangkan indeks DJIA dalam periode yang sama naik 3,5%, S&P menguat 2,8%, Hang Seng naik 2,9% dan Nikkei Tokyo naik 9,3%. Sementara Wall Street akhir pekan lalu ditutup melemah tipis menyusul aksi ambil untung pelaku pasar setelah rally selama lima sesi perdagangan berturut-turut. Indeks DJIA dan S&P masing-masing ditutup 0,07% dan 0,08% di 16086,41 dan 1805,81.
Memasuki perdagangan awal Desember pergerakan IHSG diperkirakan masih akan bergerak dalam rentang terbatas dengan support di 4200 dan resisten di 4300 dengan peluang penguatan terbatas. Data aktivitas manufaktur China yang meningkat November kemarin berpeluang mengangkat minat beli investor. Indeks China manufacturing November naik menjadi 51,4 di atas perkiraan sebelumnya 51,2.
(ang/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!