Laporan BPS Kinclong, Rupiah Langsung Menguat

Jakarta -Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi sebesar 0,12% pada November 2013, kemudian neraca perdagangan Oktober 2013 tercatat surplus US$ 42,4 juta. Ini membuat rupiah menguat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 11.745 per dolar AS sore ini, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 11.970 per dolar AS. Tak hanya rupiah, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melonjak 65,541 poin (1,54%) ke level 4.321,977.


Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, pelemahan rupiah yang sempat menyentuh angka 12.000/US$ dapat teredam.


"Hari ini terlihat rupiahnya sebelum jam 16.00 WIB ada peningkatan hampir 200 poin yaitu Rp 11.740/US$ Penguatan sebetulnya diduga efek dari surplus US$ 42,4 juta dan inflasi," ungkap Chatib kepada wartawan di Jakarta, Senin (2/12/2013).


Chatib mengatakan, inflasi hingga akhir tahun akan ini diperkirakan berada di bawah 8,5%. Sebab pada Desember tahun-tahun sebelumnya, inflasi hanya sekitar 0,5%.


"Ini tentu akan menjadi sinyal yang bagus, jadi ekspektasi depresiasi (pelemahan) pasar terhadap rupiah juga tidak meningkat. Dan berdampak bagus untuk rupiah," ujarnya.


Kemudian defisit neraca perdagangan akan juga akan diupayakan untuk lebih kecil. Ini juga sangat terbantu dengan perbaikan perekonomian AS yang semakin membaik sehingga mempengaruhi ekspor Indonesia.


"Perbaikan AS membuat harga komoditas menjadi lebih baik. Sehingga secara nilai ekspor kan lebih besar dan ada peningkatan volume ekspor," ungkap Chatib.


(mkl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!