"Kan posisinya ada di laut dalam. Kita berikan tempat untuk dermaga pelabuhan. Agar kapal-kapal besar bisa bersandar di sana," ungkap Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas Deddy S. Priatna kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Selasa (24/12/2013)
Ia mengakui hal itu sangat membantu kondisi padatnya Pelabuhan Tanjung Priok saat ini. Juga mengatasi masalah dangkalnya perairan Pelabuhan Tanjung Priok yang sekarang sulit menjadi dermaga kapal-kapal berukuran besar.
"Jadi kan terbantu. Biaya logistiknya jadi berkurang. Karena kapal-kapal besar itu bisa langsung bersandar," sebutnya.
Seperti diketahui tanggul raksasa senilai Rp 600 triliun ini dirancang berbentuk garuda tersebut akan menjadi sebuah kota baru dengan fasilitas lengkap nantinya. Konsep kota baru ini seperti kota yang menghadap langsung lautan lepas (water front city) seperti Palm Jumeirah di Dubai.
"Giant Sea Wall itu bukan hanya sekedar tanggul. Bentuknya seperti burung Garuda, akan menjadi kota baru," sebutnya.
Menurut Deddy kawasan dengan luas 5500 hektar tersebut akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti transportasi darat, seperti kereta dan TransJakarta.
"Kita juga sambungkan dengan jalan tol untuk kawasan Tanjung priok," sebutnya.
Ia menambahkan, kawasan yang targetnya selesai 2022 ini juga mampu untuk menampung 1,8 juta penduduk dan 2,6 juta pekerja setiap harinya. Kemudian lokasi bangunan bisa dimanfaatkan 45%, termasuk untuk perumahan tersedia 14,1 juta m2.
"Jadi ini adalah perkotaan baru di Jakarta Utara. Karena lahan yang besar, bisa menampung orang bekerja 2,6 juta orang, ada pembangunan dan perumahan," katanya.
(mkl/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
