Anwar Nasution Pernah Jadi Murid Wanita Penguasa Sektor Keuangan AS

Jakarta -Para pemimpin institusi ekonomi di sebuah negara memang harus diisi oleh orang-orang yang berkualitas. Seperti yang terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS).

Misalnya AS memilih Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) baru yaitu Janet Yellen. Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Anwar Nasution ternyata mengenal Yellen lebih dekat.


Menurut Anwar, Yellen merupakan dosennya saat menimba ilmu di Harvard University. Menurut Anwar, Yellen merupakan orang yang sangat pintar.


"Lihat di AS Janet Yellen itu dulu dosen saya di Harvard. Orangnya pintar banget. Lihat kualitas," ungkap Anwar dalam seminar middle income trap di Gedung di Danapala, Kemenkeu, Jakarta, Kamis (6/2/2014).


Anwar juga mengatakan India dan China juga menerapkan hal yang sama. Kedua negara tersebut memilih pemimpin dari lulusan dari universitas paling liberal di Amerika Serikat. Tujuannya untuk keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.


"Coba lihat India, dengan krisis dia panggil ahli ekonomi paling pintar, guru besar dari Universitas Chicago, mantan chief economist-nya IMF menjadi gubernur Bank India. China siapa gubernur bank sentralnya PhD ekonomi dari Chicago, universitas paling liberal di atas bumi," paparnya.


Sementara itu, Indonesia justru ada ketidakcocokan dalam penempatan posisi tertinggi di lembaga keuangan. Sehingga persoalan seperti jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap dapat terlewati.


"Kita punya pemimpin-pemimpin di bidang ekonomi. Nggak match (tak cocok). Jadi untuk dapat keluar dari peringkat low middle income trap kita harus lakukan perbaikan mendasar," tegasnya.


Menurut Anwar perlu ada kebijakan yang mampu meningkatkan ekonomi dua kali lipat dari sekarang. Akan tetapi bukan dengan bergantung dengan negara seperti China dengan India yang selama ini hanya menampung hasil tambang mentah dari Indonesia.


"Satu pertumbuhan ekonomi kita harus ditingkatkan dua kali lipat dari sekarang ini. Kita ini kembali hanya bisa ekonomi bagus hanya karena China dan India itu. Dia perlu sumber energi. Dia perlu bahan mentah, rakyatnya makin makmur perlu makanan makin bagus, ikan dari laut kita," paparnya.


(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!