Harga Kemurahan, BBG Masih Sulit Kalahkan Dominasi BBM

Jakarta -Perkembangan bahan bakar gas (BBG) di Indonesia masih lambat, dan belum bisa menggeser popularitas BBM. Investor masih enggan membangun stasiun penjualan bahan bakar gas (SPBG) karena harga BBG masih sangat murah yaitu Rp 3.100 per liter setara premium (lsp).

"Memang idealnya itu harga BBG itu 60% dari harga bahan bakar minyak (BBM)," kata Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (7/2/2014).


Artinya, bila harga BBM subsidi saat ini Rp 6.500 per liter, maka harga BBG idealnya Rp 3.900 per lsp.


"Saat ini kan harganya masih Rp 3.100 per liter setara premium, harusnya idealnya harganya Rp 3.600-Rp 3.900 per liter setara premium," ungkap Susilo.


Susilo menambahkan, saat ini memang dibutuhkan keberadaan SPBG cukup banyak, agar masyarakat tidak kesulitan untuk mendapatkan BBG. Pasalnya harga BBG yang belum ideal membuat investor masih ragu bangun SPBG.


"Pemerintah memang belum mengkaji kenaikan harga BBG, namun keberadaan BBG penting. Harga BBG yang murah sebenarnya juga menjadi insentif bagi masyarakat untuk beralih dari menggunakan BBM ke BBG," ucapnya.


Untuk memperbanyak ketersediaan BBG, Susilo menyarankan agar SPBG yang mempunyai lahan lebih agar bersedia menempatkan satu dispensernya dengan BBG.


"Kita minta SPBU yang ada lahan lebih bisa menempatkan dispenser BBG, jadi tidak perlu bangun SPBG baru, sehingga BBG tersedia di mana-mana," tutupnya.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!