Jatah Impor 1 Juta Sapi Betina Sepi Peminat

Jakarta -Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunggu minat para importir yang ingin mengajukan izin impor sapi betina produktif (indukan). Namun hingga kini, tawaran dari Kemendag masih sepi peminat.

Tahun ini, Kemendag membuka izin impor untuk sapi indukan minimal sebanyak 1 juta ekor. Pengajuan impor sapi indukan hingga saat ini baru 1.000 ekor oleh satu perusahaan. Sepinya minat importir membuat program ini kemungkinan akan diundur dan baru direalisasikan semester II-2014


"Ada dari mereka yang sudah siap, memang dia punya, tinggal nambah. Tapi bagi yang lain, perkiraannya baru dilaksanakan semester II," ungkap Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan Jalan Ridwan Rais Jakarta, Jumat (7/02/2014).


Program mendatangkan sapi betina dilakukan guna merespons sisi pasokan yang kurang, yang selama ini menjadi salah satu sebab harga daging sapi relatif tinggi di pasar dalam negeri. Jumlah alokasi kuota untuk impor sapi indukan/betina produktif dibebaskan atau tanpa batas jumlah.


Berdasarkan perencanaan indikatif Pemerintah tahun 2014, kebutuhan daging nasional sebanyak 575.000 ton, produksi dalam negeri diperkirakan mencapai 443.000 ton sehingga kekurangannya sekitar 132.000 ton.


"Itu kan harus ada persiapan. Ini kan manajemen sapi indukan berbeda dengan manajemen sapi penggemukan atau pembibitan. Jadi mereka kan harus siapkan kandangnya, makanannya lebih banyak, ini kan harus ada. Mereka sendiri sedang mempersiapkan itu," imbuhnya.


Untuk merancang agar importir berminat mengimpor sapi indukan, pemerintah sedang menyiapkan insentif berupa pembebasan pajak impor atau bea masuk.


Selain pembebasan bea impor, pemerintah juga sedang mempertimbangkan agar ada insentif pengurangan bunga kredit modal dari bank menjadi hanya 5%-6%, dari saat ini sebesar 12%.


"Kita ingin kalau insentifnya bisa ada, keinginannya Pak Gita (Gita Wirjawan) bisa 1 juta ekor sehingga populasi sapi bisa pulih kembali," jelasnya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!