Pria yang telah bekerja 32 tahun ini, mengaku memperoleh gaji bersih sebagai seorang pilot hingga Rp 43 juta per bulan. Gaji ini diperoleh sebelum Merpati mengalami kesulitan keuangan hingga berhenti operasi pada awal Februari 2014.
"Tertinggi Rp 43 juta per bulan. Gapok (gaji pokok) kecil. Yang besar itu tunjangan," kata Fadjarudin di Kantor Pusat Merpati di Jakarta, Jumat (7/2/2014).
Pria berusia 58 tahun ini, sekarang telah bertatus pilot kontrak. Karena sejak 2 tahun lalu, ia telah pensiun sebagai pilot. Namun ia diperpanjang karena dipandang masih layak untuk terbang.
"Per bulan tetap dapat Rp 43 juta meski kontrak," jelasnya.
Namun masa-masa keindahan pilot Merpati mulai menurun. Sejak 26 Desember 2013 lalu, praktis seluruh karyawan termasuk pilot Merpati tidak menerima gaji. Termasuk THR yang belum terbayarkan secara lunas.
"Data 26 Desember, 26 Januari. Itu gaji nggak keluar. Kalau 26 Februari nggak keluar, itu hampir 3 bulan," terangnya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Asosiasi Pilot Merpati Capt RD Sardjito menjelaskan akibat krisis di Merpati, sekitar 50 pilot telah hengkang. Pilot tersebut keluar dan bekerja di maskapai lain demi memenuhi kebutuhan hidup.
"Lebih dari 50 keluar. Yang nggak bisa kami cegah karena mereka butuh hidup," Kata Capt. RD Sardjito.
Saat ini total pilot Merpati yang masih bertahan berjumlah 178 pilot. Sementara armada Merpati yang masih bisa terbang mencapai 18 unit. "Jumlah pilot sekitar 178, sampai saat ini," terangnya.
(feb/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
