Ini Cara Bea Cukai Tangkap 32 Kontainer Beras Impor Ilegal Vietnam

Jakarta -Sejak 29 Januari 2014 Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) telah mengubah tingkat risiko pengawasan impor beras. Hal ini menyusul kasus dugaan beredarnya beras impor Vietnam ilegal beberapa pekan lalu.

Bea Cukai telah melakukan perubahan sistem di portal INSW dari sistem elektronika ke sistem manual melalui petugas analyzing point. Selain itu mengubah status risiko beras impor dari low risk menjadi high risk untuk HS 1006.30.40.00 (beras Thai Hom Mali) dan 1006.30.99.00 (beras japonica dan basmati), bergabung menjadi satu dalam pos tarif beras medium yang hanya boleh diimpor Bulog.


Dalam waktu sepekan, Bea Cukai langsung mengamankan 32 kontainer yang berisikan beras impor tidak sesuai dengan izin. Totalnya beras impor asal Vietnam yang berhasil diamankan mencapai 800 ton.


"Kita telah menaikkan tingkat risiko dari pengawasan impor beras sejak 29 Januari 2014. Setelah dinaikkan itu langsung kita temukan 32 kontainer dengan izin yang tidak sesuai," ungkap Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu, Susiwijono Moegiarso, kepada detikFinance, Jumat (7/2/2014)


Dugaan pelanggaran yang dilakukan importir yaitu menyalahgunakan surat persetujuan impor (SPI). Sehingga importasi barang tak sesuai antara laporan surveyor dengan izin SPI. Hal ini sudah sesuai dengan hasil laboratorium Bea Cukai.


"Untuk hasil sementara dari laboratorium kita itu menyimpulkan beras yang dimaksud adalah Fragrance Rice Vietnam (beras Vietnam), sementara izin beras Thai Hom Mali. Itu dugaan. Nah kita akan tindak lanjuti dengan pemeriksaan di laboratorium di Subang," jelasnya.


Kepastian soal status beras ini akan didapatkan dalam waktu satu minggu ke depan. DJBC melalui investigasi nantinya juga akan menelusuri lebih lanjut dari persoalan beras ini termasuk terhadap para importir.


Diketahui Impor dilakukan oleh CV PS sejumlah 200 ton atau 8 kontainer, CV KFI sejumlah 400 ton atau 16 kontainer dan PT TML sejumlah 200 ton atau 8 kontainer seluruhnya berasal dari Vietnam.


(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!