Dunia Penerbangan Pusing Dolar Rp 12.000, Ini Tanggapan pemerintah

Jakarta -Kondisi dolar AS yang nilainya masih bergerak di Rp 12.000 membuat maskapai penerbangan pusing. Bahkan asosiasi penerbangan nasional atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) meminta kenaikan tarif batas atas, dan ada maskapai yang menutup sejumlah rute. Apa kata pemerintah?

Contohnya maskapai penerbangan Tigerair Mandala yang menutup sejumlah rute penerbangan mulai 10 Februari 2014. Sebanyak 9 rute ditutup, sementara 2 rute dikurangi frekuensi penerbangannya. Ini salah satunya dikarenakan pelemahan nilai tukar rupiah.


Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, hal ini biasa dalam bisnis. Harusnya maskapai bisa meningkatkan efisiensi. Terutama dalam operasional penerbangan.


"Itu kan menurut saya bisnis biasa. Artinya tergantung efisiensi mereka," ungkap Bambang di Gedung Dhanapala, Kemenkeu, Jakarta, Kamis (6/2/2014).


Menurut Bambang, kondisi ini merupakan risiko dari sebuah bisnis dengan persaingan terbuka. Maskapai harusnya lebih selektif dalam pemilihan rute. Karena kondisi pasar memang agak menurun.


"Itu kan perusahaan memang dia mau masuk di pasar yang pesaingnya banyak. Jadi wajar dia harus hati-hati dalam memilih rute. Justru yang terlalu ekspansif itu yang berbahaya," jelasnya


Bambang menilai, banyak maskapai yang akhirnya bangkrut akibat tidak efisien dan terlalu ekspansif di awal bisnis. Kondisi pelemahan nilai tukar juga harus menjadi pertimbangan perusahaan sebelum melakukan aksi.


"Kan kenyataan ada beberapa low cost carrier yang terlalu ekspansif di awal akhirnya kolaps," ujar Bambang.


Terkait rute yang ditinggalkan, menurut Bambang bukan sesuatu hal yang harus dirisaukan. Sebab masih banyak maskapai yang akan tetap pada rute tersebut.


"Kan masih ada airlines lain yang bisa menyediakan. Itu masalah bisnis biasa saya pikir," tutupnya.


(mkl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!