'Selama Upah Buruh Murah, RI Jangan Mimpi Jadi Negara Maju'

Jakarta -Selama masih bergantung pada buruh murah, maka jangan berharap Indonesia akan menjadi negara maju. Waktu yang tersedia untuk memperbaiki tersebut hanya 15 tahun dari sekarang.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri di Gedung Danapala, Kemenkeu, Jakarta, Kamis (6/2/2014).


"Kalau tidak, kita hanya akan hidup di level ini (pendapatan menengah), di mana income kita datang dari buruh murah. Akibatnya pertumbuhan ekonomi hanya ada di 5%-6% tapi tidak bisa masuk dalam level berikutnya," katanya.


Upah buruh memang bisa saja ditingkatkan dengan kebijakan dari pemerintah namun apabila secara kualitas sumber daya manusia tidak meningkat, maka akan merugikan perusahaan. Menurutnya tidak ada perusahaan yang akan mau membayar upah tinggi buruh dengan kualitas yang rendah.


"Kalau kita tidak meningkatkan kualitas human capital, produktivitas tidak dapat ditingkatkan. Upah bisa ditingkatkan tapi kalau kualitas orangnya perannya tidak naik yang terjadi perusahaan tidak mau bayar gaji tinggi kalau produktivitas rendah," jelasnya


Menurut Chatib hal ini akan berjalan secara beriringan dari segi pendapatan dan kualitas. Ekonomi dapat tumbuh tinggi selama sumber daya manusianya produktif.


"Kualitas human capital harus dilakukan itu kunci menghindari middle income trap (jebakan pendapatan menengah)," tegas Chatib.Next


(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!