Dolar Tembus Rp 12 Ribu, Harga Kulkas Sampai Susu Makin Mahal

Jakarta -Sampai saat ini dolar AS masih kokoh di kisaran Rp 12 ribu, dari posisi sebelumnya di kisaran Rp 9.700 tahun lalu. Kondisi ini membuat sejumlah harga barang naik, terutama yan diimpor. Hasilnya, inflasi ikutan tinggi.

Bank Indonesia (BI) mencatat, kenaikan harga terjadi pada produk kendaraan bermotor seperti mobil dan motor, alat elektronik seperti lemari es, dan produk lainnya yang diimpor seperti obat-obatan dan susu bubuk.


"Akibat rupiah yang melemah itu harga barang-barang impor itu naik, seperti motor mobil lemari es dan lain-lain. Ada barang kimia juga seperti obat dan susu bubuk. Mungkin bukan impor tapi harganya terkait dengan nilai tukar," kata Kepala Group Assesment Ekonomi BI Doddy Zulverdi saat berbincang dengan media di kantor pusat BI, Jakarta, Selasa (4/2/2014).


Doddy menuturkan, kenaikan harga diukur dari inflasi inti yang diakibatkan. Pada Januari 2014, inflasi inti mencapai 0,56% dan secara year on year (yoy) mencapai 4,53%.


"Ya harganya naik. Lumayanlah, tapi tidak melebihi 10% sih," ucapnya.


Menurut Doddy, harga barang yang diimpor agak terselamatkan karena produsen sengaja menurunkan harga. Harga barang akhirnya tidak naik drastis seperti yang dibayangkan. Ini juga mengingat strategi dari produsen untuk tidak kehilangan konsumen.


"Harga barang impor itu di negara asalnya itu juga turun. Itu juga membantu meredam dampak dari efek lanjutan dari nilai tukar," ujarnya.


Akan tetapi dengan harga yang naik, menurut Doddy, laju impor bisa ditahan. Sehingga memberikan pengaruh positif terhadap keseimbangan neraca perdagangan dan penguatan nilai tukar ke depannya.


"Dolar 12.000 itu kan juga untuk melemahkan impor. Jadi permintaan juga melambat kan, kemudian pertumbuhan juga melambat," terang Doddy.


(mkl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!