Dahlan mencontohkan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan yang lolos dari tekanan permintaan upeti oleh oknum anggota DPR-RI.
"Di awal jadi menteri, saya anjurkan pandai main silat. Bukan silat fisik karena harus menghindar dari tekanan politisi, atasan, masyarakat, tokoh-tokoh. Itu nggak bisa dilawan dengan tinju. Itu bisa dilawan dengan silat," kata Dahlan saat peluncuran Buku Semen Indonesia di Balai Kartini Jakarta, Selasa (4/2/2014).
Menurut Dahlan CEO BUMN yang pandai menerapkan praktik silat dalam praktik manajerial korporasi antaralain Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk Dwi Soetjipto dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan. Menurut Dahlan, Karen merupakan srikandi Pertamina yang pandai meloloskan diri dari permintaan upeti oknum anggota DPR.
"Pak Rudi Rubiandini (mantan Kepala SKK Migas), dia nggak pandai main silat. Nah kalau Bu Karen pandai main silat. Ketika dimintai uang, bilang sudah diberikan ke sana, kalau diminta di sini bilang di kasih ke sana. Pak Dwi, dia orang pinter silat. Ketika saya minta ambil alih semen di Vietnam. Dia pinter silat Vietnam," sebutnya.
Selain harus pandai silat, menurut Dahlan seorang CEO BUMN harus pandai berbicara dan mengajar. Seperti yang dilakukan dan dimiliki oleh para CEO perusahaan dunia.
"Saya mendorong direksi perusahaan maju untuk pandai mengajar dan berbicara di depan umum. Karena CEO besar dunia itu seorang pembicara dan pengajar yang baik," tegasnya.
(feb/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!