Yakni dari tahun 2010 hingga 2011. Bahkan kerugian Merpati sempat menyetuh triliunan rupiah di tahun 2012. Dari data Kementerian BUMN yang diperoleh detikFinance, Kamis (6/2/2014), tercatat perseroan mengalami lonjakan jumlah kerugian dari 2010 hingga 2012.
Pada tahun 2010, Merpati mencatat kerugian Rp 103,40 miliar kemudian naik signifikan hingga Rp 833,77 miliar di tahun 2011. Sementara utang perseroan tercatat Rp 5,01 triliun pada tahun 2010 dan Rp 5,67 triliun di 2011.
Aset Merpati bernilai Rp 3,08 triliun di 2010 dan Rp 3,47 triliun di 2011. Pada masa tersebut, Merpati dipimpin oleh Sardjono Jhony Tjitrokusumo. Jhony menjabat sebagai Direktur Utama Merpati dari Mei 2010-Mei 2012.
Saat Jhony menjadi CEO, Merpati memperoleh bantuan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 560 miliar miliar dan bantuan subsidiary loan agreement (SLA) untuk pengadaan pesawat MA 60 dari China sebanyak 15 armada.
Meski memperoleh suntikan modal dan tambahan armada baru, kerugian Merpati justru tambah membengkak. Sementara pada Mei 2012, Jhony diganti oleh Rudy Setyopurnomo. Di bawah kendali Rudy dan saat masa transisi, Merpati menorehkan keterpurukan jauh lebih tinggi daripada periode Jhony.
Saat Rudy jadi CEO Merpati, kerugian hingga akhir tahun 2012 sebesar Rp 1,54 triliun atau naik hampir 100% dari periode sebelumnya. Sedangkan aset Merpati berjumlah Rp 2,79 triliun dan utang senilai Rp 6,5 triliun. Pada masa kepemimpinan Rudy, mulai ada skema pencicilan gaji karyawan karena persoalan keuangan.Next
(feb/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!