"Tahun 2012 hanya ada 7 customers/shipper, sekarang sudah per April 2014 216 shipper dan buyer yang memindahkan kegiatannya dari Tanjung Priok ke CDP," ungkap Managing Director PT Cikarang Inland Port Beny Woenardi saat berdiskusi dengan media di rumah makan kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/05/2014).
Peningkatan jumlah layanan jasa kepelabuhan berdampak kepada kapasitas pemakaian lahan di CDP. Dari total kapasitas daya tampung kontainer per tahun di CDP mencapai 400.000-500.000 TEUs, saat ini sudah terpakai 46% hingga 52%. CDP sendiri dapat menampung kapasitas layanan kontainer hingga 2,5 juta TEUs.
CDP adalah pelabuhan kering pertama di Indonesia tetap menawarkan jasa bongkar muat yang jauh lebih cepat yaitu hanya 2,8 hari. Sementara bila bongkar muat dilakukan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara bongkar muat barang bisa mencapai 6 hari dengan trafik kendaraan selama 2 hari.
"CDP adalah perpanjangan tangan dari Pelabuhan Tanjung Priok. Kita sudah kirimkan data-data tentang CDP dan bekerja sama dengan angkutan yang ada. Intinya kita ingin membantu menurunkan beban di Tanjung Priok. Semua itu tidak akan berjalan tanpa regulasi yang dikeluarkan pemerintah," imbuhnya.
Sementara itu, menghadapi lonjakan arus bongkar muat barang jelang puasa dan lebaran, berbagai persiapan telah dilakukan oleh CDP. Selain fasilitas kereta api yang memudahkan pengiriman kontainer dari CDP menuju Surabaya, kini pemilik juga mempersiapkan akses masuk tol langsung ruas jalan Jakarta-Cikampek menuju CDP.
"Kita siapkan infrastrukturnya. Ada pintu akses masuk tol secara fisik sudah selesai 3 akses tol yaitu pintu tol Km 31, pintu tol Km 34,7 dan Exit tol 29. Kemudian peningkatan layanan juga kita siapkan yaitu dengan mendatangkan 30 stakeholders dan customers baik nasional maupun multinasional," jelasnya.
(wij/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
