280 Ribu Orang di RI Berhenti Jadi Petani, Pemerintah Tak Khawatir

Jakarta -Jumlah tenaga kerja sektor pertanian turun 280.000 orang (0,68%) selama periode Februari 2013-Februari 2014. Jumlahnya susut dari 41,11 juta menjadi 40,83 juta orang.

Deputi Bidang Kemiskinan Ketenagakerjaan dan UMKM Kementerian PPN/Bappenas Rahma Iryanti mengakui, penurunan tersebut karena peralihan ke sektor lain.


"Memang mulai beralih migrasi dari petani guram keluar masuk sektor jasa perkotaan. Sepanjang itu masih memberikan nilai tambah atau income (penghasilan) yang lebih baik nggak apa-apa," ujarnya saat berbincang di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa (6/5/2014).


Selain itu, petani yang berhenti kecenderungan masuk dalam usia tua. Sehingga tidak produktif dan masuk lagi dalam kategori angkatan kerja.


"Kalau pertanian itu kan berkurangnya kan orang-orang yang tidak produktif, mereka petani tua yang sudah saatnya tidak di lapangan. Artinya ada semacam yang harus keluar dari angkatan kerja," jelasnya.


Sementara di industri pengolahan, tercatat terjadi peningkatan tenaga kerja dari 15 juta orang menjadi 15,4 juta orang. Sektor konstruksi pun demikian, dari 7 juta orang menjadi 7,21 juta orang.


Tenaga kerja di sektor perdagangan juga meningkat dari 25,36 juta orang menjadi 25,81 juta orang. Kemudian di sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi juga meningkat dari 5,3 juta orang menjadi 5,33 juta orang.


Sektor keuangan pun menikmati peningkatan tenaga kerja dari 3,04 juta orang menjadi 3,19 juta orang. Sektor jasa kemasyarakatan juga naik dari 17,84 juta orang menjadi 18,48 juta orang.


(mkl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!