Direktur Utama Bakrie Life Timoer Soetanto mengungkapkan, salah satu opsi untuk bisa melunasi utang perusahaan adalah dengan melepas aset berupa tanah seluas 80 hektar di Makassar milik Bakrie Capital. Tanah ini dinilai memiliki prospek yang menguntungkan.
"Ada beberapa aset yang bisa dilepas untuk bayar utang, ini aset yang masih bebas belum terikat perusahaan publik. Ada Bakrie Capital, ada tanah 80 hektar di Makassar, itu bisa juga dimasukkan buat melunasi utang Bakrie Life. Ada back-up yang sebenarnya bisa dijual untuk kita," jelas Timoer kepada detikFinance, Selasa (6/5/2014).
Menurutnya, tanah ini punya prospek yang menjanjikan. Nilai tanahnya ditaksir mencapai Rp 220 miliar. Tanah ini lokasinya dinilai strategis dekat dengan pantai dan pelabuhan. Selain itu, akses menuju bandara juga mudah karena dekat dengan akses tol. Diperkirakan, tanah ini nantinya bisa digarap menjadi kawasan wisata.
"Itu tanahnya prospeknya bagus tapi kondisinya masih mentah perlu diolah dulu. Nilai tanahnya sekitar Rp 220 miliar, kalau dijual dengan uang itu bisa melunasi utang Bakrie Life. Itu bisa dibuat daerah wisata karena lokasinya dekat dengan pinggir pantai dan dekat dengan tol, dekat lapangan terbang dan pelabuhan bisa jadi seperti kawasan wisata, tapi harus ada investor besar untuk mengembangkan ini jadi mesti ada partner," paparnya.
Selain tanah, Timoer menyebutkan, hal lain yang bisa dilakukan untuk bisa melunasi utang perusahaan melalui pembagian dividen. Dividen yang diterima para pemegang saham dari Grup Bakrie bisa menjadi alternatif pembayaran utang Bakrie Life.
"Jadi pilihannya bisa juga menjaminkan harga sahamnya, jika saham naik bisa dijaminkan untuk melunasi utang. Atau cara lain misalkan porsi pembagian dividen yang dibagikan ke pemegang saham dibayarkan ke kita untuk melunasi utang," kata Timoer.
(drk/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
