Membandingkan Tanjung Priok dengan Pelabuhan di Thailand

Jakarta -Kondisi Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara saat ini makin padat, karena volume arus bongkar muat barang meningkat. Sementara pengembangan kapasitas di pelabuhan ini berjalan lambat. Indonesia bisa belajar dari Thailand.

Managing Director PT Cikarang Inland Port Beny Woenardi memberikan penjelasan soal kondisi Pelabuhan Tanjung Priok mengalami kelebihan muatan (over capacity).


"Secara infrastruktur tetap dan reenginering operator juga cukup baik. Tetapi masalahnya pertumbuhan volume yang tinggi terutama bongkar muat domestik. Jadi ini menumpuk di satu titik dan menjadi masalah," kata Benny saat berdiskusi di rumah makan kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2014).


Macet tak hanya terjadi di dalam pelabuhan, di luar Tanjung Priok juga terjadi kemacetan. Letak pelabuhan yang bersinggungan langsung dengan kawasan pemukiman masyarakat membuat Tanjung Priok tidak steril.


"Pelabuhan Tanjung Priok ini letaknya di dalam kota, sedangkan pelabuhan internasional di mana-mana itu di luar kota. Kota Jakarta ikut membesar dan orang naik mobil berapa banyak dan semua pakai jalan yang sama dengan kontainer. Semuanya campur baur," imbuhnya.


Hal yang sama pernah terjadi di Thailand. Tetapi pemerintah Thailand berani memindahkan pelabuhan dari Bangkok ke Pattaya. Di Pattaya inilah, pemerintah Thailand membangun pelabuhan baru yang diberi nama Laem Chabang. Pelabuhan ini termasuk pelabuhan besar, modern, dan megah di kawasan Asia Tenggara.


"Yang paling baik perbaikan untuk logistik adalah Thailand. Dahulu pelabuhan mereka di dalam kota Bangkok terus 12 tahun dipindahkan ke Laem Chabang yang letaknya kurang lebih 80 km arah selatan Pattaya," tuturnya.


Benny menyebutkan, Pelabuhan Laem Chabang memiliki banyak fasilitas penunjang yang mempercepat arus bongkar muat barang, antara lain operator pelabuhan yang berjumlah 8 dan otoritas wilayah steril kepabeanan. Selain itu di dalam pelabuhan juga dibangun pusat produksi otomotif berbasis ekspor.


"Di samping otoritas Kepabeanan, ada tempat produksi otomotif yang disebut Detroit Asia yaitu terminal car plus produksi. Jadi tempat produksinya sampingnya dengan pelabuhan yang memudahkan ekspor. Kalau kita, tempat produksi otomotif kita 100 km dari pelabuhan. Dari Cikampek, Cikarang hari Jumat berapa banyak mobil yang tanpa pelat disetir ke jalan untuk kejar ekspor otomotif ke Priok, apa tidak macet," jelasnya.


(wij/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!