Menteri Keuangan Chatib Basri pesimistis target tersebut akan terealisasi dalam 2 tahun awal pemerintahan baru. Saat ini, Indonesia tengah dalam proses stabilisasi ekonomi.
"Tahun depan agak berat kalau 7%, range kita 5,5%-6%. Tahun 2016 bisa di atas 6%, kalau 7% tahun depannya ya tergantung nanti," katanya di Gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Selasa (24/6/2014).
Pertumbuhan ekonomi, lanjut Chatib, akan dipengaruhi situasi perekonomian global. Arah pemulihan ekonomi dunia akan menentukan investasi, apakah masih menyasar negara-negara berkembang atau kembali ke negara-negara maju. "Situasi global seperti apa akan mempengaruhi," ujarnya.
Maka dari itu, tambah Chatib, arah kebijakan pemerintah ke depan sangat menentukan. Pertama adalah peningkatan produktivitas ekonomi, terutama dalam pembangunan infrastruktur yang menopang arus barang dan jasa.
"Salah satu caranya, hambatan di supply side hilang dengan cara infrastruktur dibangun. Saya nggak tahu bisa selesai dalam setahun atau tidak, tapi yang jelas salah satu yang membuat produktivitas melambat itu constraint dalam infrastruktur," jelasnya.
Kedua adalah dari sisi investasi. Pemerintah harus mampu menyelesaikan kerumitan birokrasi dan penjagaan iklim bisnis untuk menarik investor masuk ke dalam negeri.
"Misalnya penyederhanaan peraturan di daerah dan segala macam tidak sepenuhnya ada di tangan pemerintah pusat. Kalau saya lihat 2 itu," tuturnya.
(mkl/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!